Kolom M.U. Ginting: PILPRES DAN KBB (Bagian 2)

seberu gayo
Seberu Gayo

M.U. GintingSemua antusias menyimak dan memahami persoalannya seakan-akan persoalan hidup mati tiap orang dalam negeri ini. Padahal persoalannya hanya ’persoalan biasa’ Pilpres 2014, pertandingan antara dua manusia bertentangan atau berkebalikan dari semua segi maupun karakternya. Mengapa semua begitu aktif dan antusias?

Salah satu sebab utama tentu INTERNET dimana semua info dan opini bisa dibaca dan bisa sampai ke semua orang.  Tetapi internet saja tentu tak cukup untuk membangkitkan semua orang. Karena itu, sebab lain yang sangat lebih hakiki ialah KETAJAMAN kontradiksinya serta KESEIMBANGAN kontradiksinya dari segi kekuatan segi-segi bertentangan di dalamnya.

Kontradiksinya begitu nyata dan semua pihak merasakan ’kengerian’ yang menyangkut langsung kelangsungan hidup tiap orang, jika pihak lawan yang menang atau jika kalah. Black campaign adalah salah satu sebab penting yang melahirkan perasaan demikian itu. Dan dari sejarah kemanusiaan, jika akan melibatkan nyawa atau kelangsungan hidup seseorang, maka semua akan melibatkan diri dan mengikuti dengan teliti dan seksama dan juga dengan kewaspadaan yang tinggi.

Kontradiksi Pilpres 2014 sangat jelas meningkatkan pergeseran perubahan dalam pikiran (’revolusi mental’) tak dapat diragukan. Kontradiksi yang tajam dan seimbang bisa bikin perubahan dan kemajuan. Sebaliknya, kita masih ingat pembantaian jutaan manusia pada era Soeharto. Keterlibatan banyak orang juga bukan tanggung-tanggung, walaupun kontradiksinya sangat berat sebelah. Artinya, hanya satu pihak yang pasti kalah dan harus kalah.

Ini pulalah yang menjadi sebab utama mengapa kontradiksi era Orba itu tidak membawa pergeseran ke perkembangan pikiran yang lebih maju sehingga tak ada peningkatan kwalitatif way of thinking atau kesadaran masyarakat. Jutaan manusia dibantai dan pembantai merasa puas atau jadi gila. Itu saja. Di pihak yang dibantai tak ada kebangkitan/perlawanan dan perubahan selama hampir 40 tahun. Kontradiksi tak seimbang, sehingga tak bikin perubahan kwalitatif dalam pikiran. Dan, kesadaran masyarakat tak meningkat.

Kontradiksi lainnya yang mirip dengan kontradiksi Pilpres 2014 ialah kontradiksi dalam gerakan pencerahan KBB (Karo Bukan Batak). Kontradiksi ini nyata dan seimbang, sehingga kita (kedua belah pihak yang bertentangan) akan menuai hasilnya yang memuaskan seperti hasil nyata kontradiksi Pilpres 2014. Perubahan pikiran dan kesadaran ke tingkat lebih tinggi.

Kontradiksi ini (KBB) juga disukai dan dibenci dari semua pihak, menandakan bahwa tenaga penggeraknya masih menyala. Kita akan teruskan sampai titik puncak yang memuaskan bagi perkembangan Karo sebagai satu suku dan kultur berdiri sendiri sejak 7400 tahun lalu.

Dengan penemuan arkeologis di Dataran Tinggi Gayo, kultur dan budaya Karo adalah salah satu yang tertua di dunia, dan dengan dialektikanya yang sudah sangat tinggi dan juga tertua dibandingkan dengan dialektika Tao atau dialektika Heraklitos Yunani kuno (Selesai).

Mau lihat Bagian 1?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.