Kolom M.U. Ginting: TEDJO DALAM DIALEKTIKA

M.U. GintingPerbedaan antara era sekarang dengan era Orba terlihat sekali dengan jelas dari sikap dan pikiran Tedjo (Menteri Polhukam) sekarang dan sebelumnya. Para wartawan bisa melihat dengan jelas perubahan yang ada pada Tedjo. Sekiranya masih di era Orba tentu dia tidak berubah, dia menganggap dirinya yang benar dan juga dibenarkan oleh faktor extern, pemerintahan Orba.

Illustrasi: Darul Kamal Lingga Gayo

Tetapi syarat extern ini sudah tak ada lagi. Dia terpaksa berubah dengan syarat extern yang ada sekarang. Perubahan selalu punya syarat; syarat intern dan syarat  extern. Syarat extern mendorong perubahan dan mempengaruhi kecepatannya. Syarat intern adalah faktor penentu yang dalam hal ini adalah Tedjonya sendiri beserta pikirannya. Kedua syarat ini sudah memenuhi, dan dia berubah. Kwalitas selanjutnya akan tetap ditentukan oleh kedua syarat perubahan tadi, yaitu intern dan extern.

Kontradiksi, perubahan, perkembangan, melalui proses tes-antites-syntes Hegel atau ”seh sura-sura tangkel sinanggel” kata orang Karo kuno. Itulah urutan proses dialektika perkembangan dan kemajuan.


[one_fourth]Wujud dan tingkatannya yang berarti juga kwalitasnya sudah berubah[/one_fourth]

 

Seh sura-sura tangkel sinanggel”, pepatah ini sangat dialektis, artinya menggambarkan adanya dua segi yang bertentangan. Pertentangan ini atau kontradiksi ini melahirkan sesuatu yang baru. Bahwa sesuatu yang baru itu sebenarnya ’tidak baru’ karena terus menerus hanya antara sura-sura dan sinanggel silih berganti. Hanya saja, sura-sura atau sinanggel sebelumnya sudah tidak sama dengan sura-sura dan sinanggel berikutnya. Wujud dan tingkatannya yang berarti juga kwalitasnya sudah berubah. Karena itu dikatakan perubahan itu menurut lingkaran spiral, keliling-keliling di situ saja tetapi lingkarannya semakin tinggi. Kwalitas sinanggel dan sura-sura selalu meningkat menurut tingkatan lingkaran spiral itu, selalu semakin tinggi.

Kontradiksi antara Tedjo dan anti-Tedjo melahirkan sesuatu yang baru. Tedjonya masih sama tetapi sudah berada di dalam lingkaran spiral baru yang lebih tinggi. Tedjo melalui proses tesis-antitesis-syntes Karo ’seh sura-sura tangkel sinanggel. Sura-sura baru dan Sinanggel baru jelas terlihat dalam diri Tedjo (pikiranya dan sikapnya), sebagai kontradiksi dan sebagai manusia.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.