Orangtuaku Petani Biasa

Oleh: Plato Ginting (Yogyakarta)

 

ternak
Foto: Juara R. Ginting

plato fotoKetika kecil, aku sering membayangkan suasana kehidupan di kota yang serba menyenangkan dan dilengkapi berbagai fasilitas mewah. Tidak seperti di kampung yang setiap hari hanya melihat suasana ladang dan kampung yang serba membosankan dan sangat tidak keren. Terlebih ketika menginjak remaja, ada perasaan malu sebagai anak yang tumbuh di kampung. Apalagi karena pekerjaan orangtua adalah petani.

Ada perasaan minder ketika bergaul dengan anak-anak yang terlahir di kota dan orangtua mereka yang bekerja di kantor-kantor atau pebisnis dengan berbagai proyek besar.

Sebagai anak yang terlahir di kampung, bahkan tak jarang kita mengutuk keadaan. Terkadang, timbul pertanyaan di hati, mengapa aku dilahirkan di kampung yang kumuh. Setiap hari hanya melihat sapi-sapi yang merumput, bekerja di ladang dan pulang ketika hari sudah gelap dengan pakaian yang sudah lusuh dan kotor karena tanah ladang.

Namun sekarang, akhirnya, aku begitu mensyukuri kehidupanku. Dilahirkan di kampung dan hampir setiap hari pergi ke ladang untuk membantu orangtua. Aku mulai menyadari ini ketika melihat bagaimana kehidupan orang-orang kota. Banyak orangtua yang harus pergi berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk mengumpulkan uang dan meninggalkan anak-anaknya di rumah. Tentu saja keadaan ini membuat waktu orangtua dengan anak-anaknya jadi berkurang.

 Ketika melihat keadaan ini, betapa aku bersyukur bahwa hidupku sangat beruntung. Sekarang aku melihat keberuntunganku sebagai anak kampung dari sisi lain. Bahwa sesungguhnya semua kehidupan memiliki sisi-sisi keindahan tersendiri.


[one_fourth]beruntungnya hidup di kampung dan dilahirkan dalam keluarga petani sederhana[/one_fourth]

Dilahirkan di kampung sederhana dan hampir setiap hari pergi ke ladang menciptakan waktu yang sangat berkualitas dengan keluarga. Setiap hari aku menghabiskan waktu dengan orangtua. Mereka tak pernah pergi lama-lama, kecuali hanya beberapa hari karena ada pesta. Sisanya, kita menghabiskan waktu dengan orangtua. Hanya saat ke sekolah saja kita berpisah dengan orangtua. Betapa beruntungnya hidup di kampung dan dilahirkan dalam keluarga petani sederhana.

Aku cuma mau mengatakan, sebenarnya pekerjaan orangtua kita yang setiap hari pergi ke ladang adalah perkerjaan yang sebenarnya sangat luar biasa. Jangan malu menjadi anak petani biasan. Seharusnya berbangga.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.