Dahsyatnya Sapaan

Oleh: Vic. Kazpabeni E. E. Ginting (Bukit Rinting, Jambi)

 

Kazpabenisapa 2Anda pernah berpapasan dengan orang yang anda kenal lalu anda ragu untuk menyapa? Atau bahkan menyesal: “Kenapa tadi saya tidak sapa, ya? Pasti dia berpikir saya sombong!” Tenang saja, dia pun mungkin berpikir demikian karena tidak melakukan hal yang sama terhadap anda.

Ini bukan soal sombong-menyombongkan diri. Tulisan ini mengenai bagaimana kita menggunakan jejaring sosial tidak hanya secara positif tapi juga ada ‘rewardnya’ bagi kita. Tentu saja berdasarkan pengalaman saya agar tidak mengada-ngada.

Setiap kali kita membuka jejaring sosial andalan kita sebenarnya kita sedang ‘berpapasan’ dengan orang-orang yang juga sedang online. Ada begitu banyak hal yang tampil di ‘timeline’ kita, apakah itu hal baru, ‘hot news’, gossip bahkan hoax sekalipun. Sama halnya dengan diri kita dalam akun pribadi kita, terkadang kita meng-update sesuatu yang begitu bermanfaat bagi semua orang, tapi tak jarang juga muncul update-an yang bahkan tong sampah pun tak mau menerimanya.


[one_fourth]Ada banyak sapaan[/one_fourth]

Saya pribadi, banyak sekali manfaat dan keuntungan yang saya dapatkan khususnya di facebook. Semuanya bermula dari sapaan. “Selamat berteman, salam kenal, saya tinggal di…., sekarang sedang sibuk ini-itu…” Ada banyak sapaan lain yang mendekatkan kita dengan kenalan di facebook.

Sampai-sampai dalam penulisan skripsi saya 2 tahun lalu saya banyak sekali berdiskusi di facebook, baik melalui group ataupun personal message. Berdiskusi, dengan orang yang belum pernah berjumpa secara langsung. Betapa baiknya mereka memberikan manfaat bagi saya.

Beberapa waktu lalu, bermula dari sapaan di facebook, gereja kami mendapat persembahan donasi sebesar satu juta rupiah untuk mendukung pembangunan dari seorang ibu, teman di facebook. Beliau tak ingin disebutkan namanya dan tidak ingin dipublikasikan. Tuhan mengetahui dan Tuhan memperhitungkannya. Uang tersebut ditransfer ke rekening saya dan setelah saya serahkan kepada pengurus Bajem, uang itu langsung dipakai untuk biaya upah tukang mengerjakan penyelesaian dinding dan kursi gereja.

sapa 3Tadi malam, saya melihat ibu ini sedang online. Setelah sempat ragu sebentar, saya pun memutuskan untuk menyapa. Saya menanyakan kabar beliau. Setelah menjawab sapaanku, beliau langsung menanyakan keadaan gereja kami. Saya pun menjelaskan. Kemudian ada ‘angin segar baru’ yang dijanjikan ibu ini, kembali untuk mendukung pelayanan di gereja kami. Padahal, jujur saja tidak ada ‘bahasa meminta’ dalam pesan saya. Beliau katakan bahwa saya menyapa dia bertepatan setelah beliau selesai doa malam. Beliau katakan, “mungkin jawaban doa kami diarahkan Tuhan ke sana (gereja kami)”.

Hanya kebetulan? Dalam keimanan tidak ada istilah ‘kebetulan’ brooo n siisstaa… Kalau Tuhan memang membuka jalan, tidak ada yang sulit.

Saya bahkan belum pernah bertemu langsung dengan ibu ini, hanya berkenalan di facebook. Tapi Tuhan bekerja melalui hal yang kecil: sapaan. Ini juga refleksi bagi saya sendiri, bukan menggurui.

Memang menyedihkan ketika kita mengirim pesan kepada seseorang, lalu pesan kita diabaikan. Tapi jangan menyerah untuk bertutursapa. Manatahu itu jalan Tuhan untuk menunjukkan masa depan anda.

Bisa saja rajin menyapa adalah cara untuk menemukan pekerjaan. Bisa saja sapaan mempertemukan anda dengan teman join bisnis. Atau bahkan mempertemukan anda dengan calon pasangan hidup anda?!

Eit, yang terakhir itu khusus untuk yang masih single! Kalau udah double jangan berniat untuk triple!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.