Minta Makan, Suami Malah Pukuli Istri

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun BaruIMANUEL SITEPU. DELITUA. Malang benar nasib Rani Amalia Wati (29), warga Jalan Besar Delitua, Gg. Sempurna, Kelurahan Kedai Durian (Medan Johor). Dia telah seminggu menjalani puasa bersama 3 anaknya yang masih kecil karena tidak dikasih nafkah oleh suaminya. Mirisnya lagi, begitu ibu rumah tangga ini hendak meminta uang makan kepada sang suami, Ibnu Hasyim Hasibuan (34), Rani malah dipukuli sampai babak belur.

Menurut Rani didampingi Irfan (11) anak sulungnya saat membuat laporan ke Polsek Delitua [Minggu 4/10: sekira 23.00 wib], ia dan suaminya Ibnu telah membangun bahtera rumah tangga selama 12 tahun. Dari hasil perkawinan mereka, kini mereka telah dikaruniai 3 anak; Irfan (11), Rida (9) dan Nazmi (3).

Namun, kata Rani, sejak menikah dengan Ibnu, ia tidak pernah merasakan bagaimana hidup bahagia. Selain suka marah dan main pukul, Ibnu juga dituding bukan tipe ayah yang bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Soalnya, Ibnu juga dituduh tidak pernah peduli dengan kebutuhan anak dan istrinya.


[one_fourth]seminggu kelaparan[/one_fourth]

Seperti yang terjadi seminggu lalu [Minggu 4/10: Malam], Rani mencoba memberanikan diri meminta uang makan kepada Ibnu karena sudah seminggu dia dan ketiga anaknya terpaksa ‘berpuasa’ karena tidak ada makanan di rumah. Rani pun mengaku terpaksa melakukan hal itu lantaran khawatir melihat ketiga anaknya yang sudah lemah karena sudah seminggu kelaparan.

“Aku takut anaku menjadi lemah dan sakit, makanya aku memberanikan diri meminta uang kepada suamiku untuk membeli nasi,” kata Rani sedih.

Namun, kata Rani, meski telah memelas, Ibnu bukannya merasa iba. Malah, Ibnu dengan entengnya mengatakan tidak punya uang.

“Gak ada uangku, gak usah makan kalian, begitu katanya sama aku,” kata Rani mengulangi ucapan suaminya.

Pun demikian, Rani mengaku tetap bertahan di posisinya berdiri hingga menunggu kemurahan hati Ibnu sang  suami. Hanya saja Ibnu berpendapat lain. Ia tetap pada pendirianya. “Sudah sana, gak ada uang,” ucapnya lagi kepada Rani.

Ibnu
Korban Rani saat membuat laporan di Polsek Delitua.

Akan tetapi, Rani tetap terpaku mendengar perkataan suaminya. Lantaran dituding keras kepala, Ibnu lalu mencekik leher Rani. Tidak hanya sampai di situ, Ibnu lalu menarik rambut istrinya dan selanjutnya membenturkan kepala korban ke dinding. Rani yang sudah kesakitan menjerit minta tolong. Teriakan istri membuatnya semakin beringas, kakinya menendang perut Rani hingga tersungkur.

Mendengar ada suara gaduh, tiga anak Rani ikut menjerit histeris melihat ibunya yang teraniaya. Begitupun adik Ibnu, diantaranya Abdul Rahman Hasibuan, Arfah Hasibuan, Umi Hasibuan dan Ilham Hasibuan yang melihat kejadian tersebut bukanya melerai. Ironisnya, Rani juga ikut ditendang dan dipukuli oleh keempat adik iparnya tersebut.

“Mereka malah kompak menganiaya saya di depan ketiga anaku. Untung saja Isak tangis ketiga anaku yang menjadi lebih keras, sehingga mengundang perhatian jiran tetangga. Dan akhirnya menyelamatkan saya dari amukan Ibnu dan adik-adiknya,” beber Rani.

Di kantor polisi, Rani juga sempat bercerita bahwa sebelumnya korban pernah berpisah beberapa tahun yang lalu karena tidak tahan dengan penganiayaan yang dilakukan suaminya.


[one_fourth]dirinya tetap bertahan[/one_fourth]

“Lima tahun yang lalu juga pernah aku lari, tapi dia datang menjemput aku dan meminta maaf samaku. Kumaafkan,” ujar ibu tiga anak ini dengan linangan air mata.

Dikatakannya juga hal itu tidak berlangsung lama. Tabiat buruk Ibnu kembali lagi.  Hanya saja kecintaannya kepada buah hati lebih besar dari siksa badan yang ia terima, dirinya tetap bertahan.

Sementara anak sulungnya bernama Irfan meminta kepada pihak kepolisian agar secepatnya menangkap ayahnya.

“Pak Polisi, tangkap aja ayah. Dia pukul mamak terus-terusan. Kasihan aku lihat mamak dipukul ayah,” ujar bocah yang duduk di kelas 4 SD tersebut kepada salah seorang petugas.

Kapolsek Delitua AKP Daniel Marunduri Sik melalui Kanit Reskrim Iptu Jonathan SH membenarkan adanya laporan korban untuk ditindaklanjuti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.