Anak Dalam Diantara Pemerintah dan Pebisnis

Oleh: Kazpabeni E.E. Ginting (Jambi)

 

KazpabeniDi awal-awal saya ditempatkan di Jambi, pernah ada percakapan kami di sini mengenai Suku Anak Dalam (SAD). Dari percakapan itu saya dapat kabar bahwa sebenarnya pemerintah (entah tahun berapa) sudah membebaskan lahan sekian ribu hektar untuk SAD.

Mereka diberikan bantuan rumah yang layak serta diberi lahan untuk pertanian. Tapi, karena karakteristik yang nomaden, disebutkan bahwa akhirnya mereka menjual lahan yang dihibahkan tadi. Atap seng rumah bantuan pun dijual.

Apakah bantuan pemerintah tersebut tidak tepat guna? Entahlah. Tapi, ada juga kabar yang mengatakan ada pihak di luar SAD yang mempengaruhi mereka (mencuci otak?) untuk menjual lahan yang dihibahkan pemerintah. Toh, mereka kan putra daerah dan tanah di sekitar mereka itu adalah tanah pusaka/ tanah adat yang ‘semestinya’ adalah hak mereka.

anak dalam 7
Sumber foto: http://libregraphics.asia/tags/bathin-ix

Maka, yang terjadi adalah mereka menjual lahan, lalu kemudian membuka lahan baru lagi, dijual lagi dan seterusnya. Siapakah oknum pencuci otak ini? 

Kabar baiknya, saya sendiri pernah melihat ada beberapa rumah berdampingan yang dihuni oleh orang suku anak dalam yang sudah memakai genset diesel. Dari luar terlihat antene parabola. Ini berarti mereka sudah dijamah informasi media elektronik. 
Ada juga satu yang memiliki mobil truck yang disewakan mengangkut sawit atau pasir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.