Kolom M.U. Ginting: DIALEKTIKA HIDUP

penta rai karo
Para artis Sanggar Sirulo berhenti sejenak di Penatapen di pagi dini sepulang pertunjukan di Kerja Tahun Limang (2011)

M.U. GintingKata Daud S. Sitepu: “Dituduhkan dan dicari-cari masalah untuk melengserkan . . .”. Maksudnya, oleh pihak DPRD DKI Jakarta dalam menentang Ahok. Karena itu juga Ahok terus terang bilang kalau DPRD itu ‘otak maling’. Tetapi bukan hanya DPRD DKI Jakarta. Daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia masih dalam tingkat perkembangan ini. Juga DPR RI masih dalam tingkat perkembangan yang sama.

Tingkat perkembangan kita sebagai rakyat biasa juga berada dalam perbandingan dengan DPRD/DPR RI/Partai Politik dengan catatan penting ialah bahwa perubahan tingkat kesedaran DPRD/DPR RI/Partai Politik hanya terjadi dalam jangka waktu 4-5 tahun sekali. Atinya, tiap kali pemilihan umum. Sedangkan perubahan dalam kesedaran masyarakat berubah tiap detik sesuai dengan perkembangan dunia, secara individu maupun kolektif masyarakat umumnya.

penta rai karo 2
Mahansa Sembiring (kiri) dan Jimmy Sebayang (kanan) sedang mempersiapkan instrumen musik di pentas Kerja Tahun Limang. Ketua Sanggar Sirulo (Ita Apulina Tarigan) tampak tangannya membetulkan posisi laptop agar para musisi bisa mendengar instruksi dari sutradara (Juara R. Ginting) lewat webcam dari Nederland (2011)

Perubahan positif dan perkembangan kesedaran atau way of thinking perorangan dalam masyarakat sangat cepat menjalar dan menjangkit ke semua penjuru dan ke semua tingkat dalam hierarki masyarakat. Faktor penyebabnya ialah karena internet terutama media sosial dan semua jaringan IT network manusia modern. Apa saja   sekarang ini sangat cepat beredar ke semua orang dan sangat cepat meluas ke semua penjuru dunia.

Partai-partai politik harus menyesuaikan diri dan berubah sedapat mungkin setidaknya tiap Pemilihan Umum. Perubahan ini terpaksa kalau mau menang pemilihan. Artinya, harus menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dalam masyarakat.yang dalam kenyataan berubah tiap detik waktu.

Karena itu, banyak partai yang terkejut dan bubar di dalam masa 5 tahun itu. Banyak individunya juga terkejut. Mereka mundur atau disingkirkan dari partainya atau perpecahan dengan bikin partai baru.


[one_fourth]Tak luput partai-partai politik lainnya seperti PPP, PAN dan PKB[/one_fourth]

Contoh yang sangat tipikal ialah Golkar dan orang-orangnynya. Bikin Hanura, bikin Gerindra, bikin Nasdem, terakhir Bakri dan Agung. Tak luput partai-partai politik lainnya seperti PPP, PAN dan PKB. PDIP masih bisa bertahan karena faktor individu Megawati Soekarno Putri.

Sekiranya dia ‘Megawati Soeharto’ tentu nasibnya bisa kayak Golkar, karena Golkar adalah Golkar Soeharto, walaupun pendirinya dan ide semula datang dari Djamin Ginting. Djamin Ginting bercita-cita membangun satu partai mengikutkan golongan karya untuk bersama membangun RI, bukan untuk memperkuat kekuasaan fasis militer atau bikin lumpur Lapindo.

Apa yang terjadi dalam perpecahan partai-partai ialah proses tesis-antitesis-syntesis Hegel atau dalam dialektika Karo kuno  disebut ‘seh sura-sura tangkel sinanggel‘ (cita-cita dan kesusahan silih berganti). Hegel bikin kesimpuan ini 200 tahun lalu. Orang Karo kuno sudah bikin kesimpulan ini setidaknya sudah sekitar 5.000 tahun lalu karena penemuan arkeologi 2012 di Gayo ditemukan budaya dan kultur tua masyarakat Karo dan Gayo yang sudah berumur 7.400 tahun.

Apakah perbedaan tesis-antiesis-syntesis 200 tahun lalu atau 5.000 tahun lalu dengan tesis-antitesis-sntesis sekarang dalam abad internet?


[one_fourth]kita dengar dari sejarah manusia dalam memper-tahankan hidupnya[/one_fourth]

Dalam era ‘seh sura-sura tangkel sinanggel’ Karo sekitar 5.000 tahun lalu belum terlihat kontradiiksi sosial antara berbagai kelompok manusia, kalaupun sudah terbentuk kelompok manusia. Kontradiksi ‘melawan alam’ atau ‘menaklukkan alam’ kita dengar dari sejarah manusia dalam mempertahankan hidupnya (survival). ‘Seh sura-sura tangkel sinanggel‘ pada dasarnya adalah perubahan dan perkembangan dalam pikiran atau dialektika pikiran. Kontradiksi dalam pikiran sudah ada sejak adanya manusia yang berpikir.

Panta Rei Karo ‘aras jadi namo, namo jadi aras‘  menggambarkan proses alam yang terus menerus tak pernah berhenti, dan juga proses perubahan dari segi-segi yang bertentangan seperti dialektika pikiran Karo (sura-sura dan sinanggel). Soal ‘aras dan namo’ ini juga menggambarkan kesatuan dari segi-segi bertentangan dan perubahan ke arah kebalikannnya seperti dalam pikiran itu juga.

Pendapat yang selama ini mengatakan bahwa dialektika pertama berasal dari Yunani kuno, sekarang lebih masuk akal kalau dialektika (pikiran dan alam) telah lebih dulu dirumuskan oleh orang Karo kuno lebih dari 5.000 tahun lalu. Panta Rei Heraklitos baru 500 BC.

Bagaimanakah perkembangan tesis-antitesis-syntesis Hegel atau ‘seh sura-sura tangkel sinanggel‘ Karo dalam era internet?

Pengertian ini sekarang sudah dimengerti sangat meluas dengan adanya internet. Kalau 200 tahun lalu hanya Hegel yang mengerti, dan juga Marx yang memperluas pengertiannya dalam kontrdiksi kelas-kelas yang ada di masyarakat.

Tetapi tesis-antitesis-syntesis Karo ‘seh sura-sura tangkel sinanggel‘ sudah dirumuskan dan dimngerti oleh orang Karo kuno 5.000 tahun lalu.

Menakjubkan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.