2 Bocah Menderita Penyakit Kulit Aneh (Seperti Sisik Ular)

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun Barusisik ular 2IMANUEL SITEPU. DELITUA. Tak ada orang yang luput dari masalah. Tak terkecuali dengan pasangan suami istri Riko (37) dan Nina (28), warga Jl. Cempaka Sari, Dusun VII, Desa Kedai Durian (Kecamatan Delitua). Kedua anaknya, Kelana (7) dan Priscilla Naksana Putri (2) mempunyai kelainan kullit tidak mempunyai pori-pori.

Saat ditemui di kediamanya [Jumat 2/10: Sore], Riko dan Nina bercerita. Mereka telah menikah sejak 8 tahun. Setelah setahun mengarungi bahtera rumah tangga, mereka dikaruniai oleh Tuhan seorang putra yang mereka beri nama Putra Kelana (7).

Kelahiran anak pertama membuat ramainya keluarga dan kegembiraan tak terungkapkan oleh Pasutri ini. Namun Kelana, nama akrab anak sulungnya, mempunyai suatu kelainan. Kelainan itu ada pada kulit anaknya yang tidak mempunyai pori-pori bagaikan kulit ular.

“Sejak pertama lahir kulit anak kami sudah seperti itu,” ungkap Nina.

Mereka kebingungan akan hal tersebut dan sudah membawanya ke RSUP H. Adam Malik. Beralasan tidak tahan biaya perobatannya yang terlalu mahal, akhirnya mereka memutuskan pengobatan secara tradisional.

Tak terasa 5 tahun berlalu. Tepatnya pada bulan Mei tahun 2013, lahirlah anak ke dua pasangan ini. Bayi mungil perempuan menambah kelengkapan suatu keluarga. Hanya saja muncul masalah baru lagi, anak keduanya juga mempunyai kesamaan kulit dengan abangnya Kelana. Priscilla Naksana Putri (2), menjadi bungsu dari dua bersaudara. Bagaimana tidak, kedua bocah ini sejak lahir sudah menderita penyakit kulit.

sisik ular

Amatan Sora Sirulo di rumah Nina, kedua anak ini tampak normal. Keduanya bermain dan bercanda seperti anak-anak usia mereka umumnya. Namun, saat diperhatikan terus maka kulit bagian tangan wajah dan kakinya tampak bersisik. Kedua anak ini tidak pernah berkeringat. Menurut Nina, tidak ada keanehan saat mengandung keduanya.

Kelana pun diobati secara tradisional dan sudah ke berbagai orang pintar diobatkan namun hingga saat ini belum ada hasilnya. Sampai anak ke dua Nina lahir pun ternyata menurun. Mereka juga kaget saat anak ke dua mereka terlahir sama seperti Kelana. Kedua anaknya sempat kontrol kesehatan di rumah sakit Adam Malik namun karena biayanya per minggu mencapai Rp 500 ribu, Nina tak sanggup. Suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan.

“Suamiku cuma kerja bangunan. Gajinya gak seberapa jadi kami gak sanggup,” ujarnya.

Saat ditanya oleh Sora Sirulo, keduanya mengaku tak merasakan gatal ataupun sakit. Namun kalau terkena sinar matahari terlalu lama kulit mereka menjadi merah dan terasa seperti terbakar. Nina berharap ada orang baik yang mau membantu biaya perobatan anaknya.

“Semoga ada yang mau menolong kami,” harapnya.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.