2 Kepala Ular Besi di Frankfurt Hauptbahnhof

Oleh: Antonius Bangun

 

Antonius GintingBentuknya seperti ular, The Inter City Express (ICE), kereta api cepat Jerman menghubungkan kota besar di Eropah dengan kecepatan sampai 300 km per jam.

Oktober 2005 aku dan Mery (mantan pacar) beli tiket ICE dari Amsterdam ke Frankfurt. Sama seperti kunjungan sekarang, waktu itu pun kami dalam rangka menghadiri Frankfurt Book Fair. Sudah lupa harga tiket, tapi kala itu terasa sangat mahal. Karena ingin mencoba kereta cepat ipala-palai (bahasa indonesia = dipaksakan) membelinya.


Kami naik dari depan, gerbong pertama. Kursi masih banyak kosong jadi kami pilih sendiri tempat duduk. Kursinya nyaman, besar, terlihat mahal dan jarak antar kursi lapang sekali. Mungkin nanti ada juga refreshment dan makanan kecil. Tidak rugilah membayar mahal, sesuai harga dengan kualitas.

praha 2Beberapa menit setelah kereta berjalan petugas datang memeriksa karcis. Dengan sopan petugas memberitahu, kami harus pindah karena salah gerbong. Tidak masalah, di gerbong kedua juga tak mengapa.

Kami pindah. Gerbong berikut adalah restoran baru kemudian gerbong penumpang. Tapi gerbong ini berbeda, kursinya kecil, tidak nyaman dan sesak penumpang. Gerbong berikutnya sama juga. Ternyata tiket kami kelas ekonomi, tadinya kami duduk di first class.

Akhirnya kami memutuskan duduk di restoran sambil menikmati wine. Hehehe. Nyaman juga…

Di China kereta api cepat namanya China Rail Highspeed (CRH). Kecepatannya mulai 200 km per jam sampai 350 km per jam. Cina memang hebat, mereka dengan cepat bisa membangun jalur HSR sepanjang total 16,000 km (terpanjang di dunia). Dan pertumbuhan jumlah penumpang mereka mulai dari 240 ribu pada tahun 2007 menjadi kira-kira 2,5 juta pada 2014. Tumbuh lebih 10 kali dalam kurun waktu 7 tahun.

Tahun 2012, juga bersama Mery, aku mencoba kereta tercepat di dunia (saat itu) dari Guangzhou ke sebuah kota kecil, lupa nama kotanya. Kami akan membeli tas untuk Paket KEE dan PEE.

Kali ini kami tidak salah tiket. Tempat duduk kami sama seperti tempat duduk first class ICE. Kami duduk dengan tenang dan nyaman waktu pemeriksa tiket datang. Kami tidak disuruh pindah. Hahaha.

praha 3Naik CRH lebih nyaman dari pada naik pesawat first class. Kalau naik pesawat sesekali ada goncangan dan terkadang terasa seperti di atas mobil berjalan pada jalan rusak. CRH benar-benar empuk dengan pemandangan indah. Kecuali melewati perumahan maka ada tembok kedap suara sehingga kita tidak bisa melihat di balik tembok.

Aku coba mengamati kecepatan kereta yang ditampilkan pada monitor di atas pintu gerbong. Memang spek CRH bisa 350 per jam tapi dalam perjalanan kami, kecepatan tertinggi tidak pernah menyentuh angka 300 km.

Sesampai di kota kecil tersebut kami dijemput wakil perusahaan dan dijamu makan siang di restoran terbaik. Ketika hendak pulang, wakil perusahaan itu menawarkan mengganti ongkos CRH. Kami menolak karena harga tiket kami tidak sebanding dengan keuntungan yang mereka peroleh dari order kami.

Selamat datang Kereta Api Cepat Indonesia meski hanya Jakarta-Bandung. Kami rindu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.