Kades dan Oknum Polisi Peras Sibayak Namo Enggang

Supir KPUM 23 Sukses Perawani Pacar di Malam Tahun BaruIMANUEL SITEPU. BIRU-BIRU. Kelakuan Kepala Desa Penen (Kecamatan Biru-biru) Gunanta Tarigan Alias Bargong (37) bersama seorang oknum polisi Aipda P. Sialoho sangat keterlaluan. Mereka coba mengambil keuntungan dari orang yang telah mati puluhan tahun silam. Keduanya diduga sekongkol melakukan pemerasan sebesar Rp. 10 juta terhadap Bersih Br. Sembiring (50), warga Desa Kwala Dekah (Kecamatan Biru-biru) yang merupakan anak beru Sibayak Namo Enggang, Kembaren mergana.


Beberapa minggu lalu, Rem Sembiring Kembaren (45) adik dari Bersih Br. Sembiring Kembaren yang merupakan keturunan Sibayak Namo Enggang (kuta Namo Enggang sudah lama tidak dihuni lagi) mengalami sakit. Lantas, di suatu malam, Rem bermimpi ditemui empungna (kakek buyutnya) Sibayak Namo Enggang. Dalam mimpinya, empung memintanya membersihkan tanah wakaf yang berada di kuta Namo Enggang, yang sudah lama terlantar sudah seperti hutan. Menurut Rem Sembiring, amanah yang diberikan melalui mimpi itu adalah sebuah syarat agar dia selaku keturunan Sibayak Namo Enggang terbebas dari sakit.

Namorambe, kampung Karo Jahe di masa Pre Kolonial

Setelah mendapat petunjuk dari empung, Rem meminta kakak perempuannya (turangna) Bersih Br Sembiring membersihkan tanah leluhur yang dimaksud, sesuai permintaan Sibayak Namo Enggang. Kepada turangna, Rem menyarankan agar kuburan tua yang telah ditinggal selama puluhan tahun itu tetap dibuat bersih supaya penyakitnya tidak kambuh lagi.

“Saya suruh kakak membersihkan tanah wakaf itu biar tetap bersih dengan menanami cabe dan pisang di sela-sela kuburan,” kata Rem Sembiring kepada wartawan [Jumat 14/3].

Mirisnya, ketika areal tanah dibersihkan, Kepala Desa Penen, Gunanta Tarigan, langsung membentak Bersih Br. Sembiring sambil menuduhnya telah merusak kuburan kakeknya.

Melihat kelakuan oknum kepala desa yang tidak mencerminkan seorang pamong, Bersih jelas heran. Dia yang lahir dan lama tinggal di kampung Namo Enggang tidak pernah mengetahui ada kuburan kakek Gunanta Tarigan di areal pekuburan tersebut. Gunanta bukannya simpatik meski Bersih Sembiring sudah menjelaskan kalau ia membersihkan tanah wakaf itu karena suruhan adiknya Rem Sembiring.

Lantas, selanjutnya, oknum kepala Desa Penen itu meminta uang imbalan Rp 10 Juta. Pemerasan yang dilakukan Gunanta Tarigan tentu saja tidak dilayani Bersih Br. Sembiring.

“Seharusnya dia berterimakasih kalau kuburan itu dibersihkan oleh kakak saya sehingga tidak terlihat angker. Karena sudah terlantar lebih dari 20 tahun,” kata Rem Sembiring.

Melihat Bersih Br. Sembiring tak bergeming, Gunanta Tarigan tidak kehabisan akal. Ia menyuruh seorang anggota Polsek Biru-biru, Aipda Paskalis Sialoho, menghubungi Rem Sembiring. Melalui telepon, anggota Babinkamtibmas Desa Penen ini pun mengatakan bahwa laporan Gunanta Tarigan telah diterimanya. Dari seberang telepon, Sialoho meminta secepatnya menyelesaikan perkara. Jika tidak, Sialoho akan meneruskan persoalan ke Polres Deliserdang dan Poldasu.

Karena pihak keturuan Sibayak Desa Namo Enggang tidak menuruti, pada Hari Selasa [11/3], Gunanta Tarigan kembali menghubungi Rem Sembiring dengan alasan berdamai. Untuk perdamaian yang ditawarkan Gunanta Tarigan kepada keturunan Sibayak Namo Enggang tersebut, Rem Sembiring disuruh membayar Rp 6 juta, dengan rincian Rp 5 juta untuk dirinya, dan Rp 1 Juta kepada Polisi untuk cabut perkara.

“Saya sangat menyesalkan tindakan kepala desa ini. Ia masih mencoba mengambil keuntungan dari orang yang telah lama mati. Awas kualat lah,” kata Rem Sembiring.

Sementara Kepala Desa Penen Gunanta Tarigan kepada wartawan  mengaku memang ada meminta Rp. 10 juta.

“Saya memang ada meminta uang sepuluh juta karena dia minta damai,” kata Gunanta Tarigan.

Kapolsek Biru-biru AKP M. Simamora ketika dikonfirmasi melalui selularnya mengecam tindakan oknum Kades Penen yang membawa nama Kepolisian untuk memeras warga.

“Saya tidak terima Polsek Biru-biru dibawa-bawa dalam persoalan ini karena sampai saat ini laporanyapun ke Polisi belum ada,” kata Kapolsek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.