Pimpinan Gereja dan Lembaga Keumatan Kristen dukung Doa Massal Tanah Karo

Bernard Pangaribuan 3doa massalB. KURNIA PARGAULAN P. KABANJAHE. Pimpinan Gereja dan Lembaga Keumatan Kristen dukung rencana Pelaksanaan Doa Massal Tanah Karo Bertobat yang akan dilaksanakan di stadion sepakbola Samura (Kabanjahe) [Sabtu 3/10: 14.00–17.00 WIB]. Doa Massal ini akan menampilkan 4 pimpinan dan hamba Tuhan mewakili gereja untuk memimpin acara dalam Persembahan Pujian dan Doa Syafaat kepada Tuhan Allah.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Synode Gereja Injil Kasih Indonesia (GIKI) Pdt. Remedi Perangin-angin (sekaligus sebagai pemrakarsa), Pdt DR DY Surbakti MA (Ketua Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia /GPdI Sumut-Aceh), Pastor Ignasius Simbolon (Pastor Tanah Karo) melalui Pastor Ramses Nainggolan (Pastor Tiganderket), Ketua Persekutuan Hamba-hamba Tuhan (PHT) Tanah Karo, Pdt. Sadrah Sembiring Brahmana MTh Ketua Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Tanah Karo, Pdt. Andi Sastra Ginting MTh, Ketua Klasis Barus-Sibayak Pdt Masada Sinukaban MTh (masing-masing sebagai pembicara) dan Mamre Runggun Tanjungbarus Pt dr. R. Sitepu dan Pdt. Joni Sembiring (Pendeta GIKI Wilayah Sumut) serta Ketua Yayasan Sumber Terang Kasih Kabanjahe B. Kurnia Pargaulan P. kepada sejumlah wartawan [Rabu 16/9] di Sekretariat Jl. Perwira Nomor 5 Kelurahan Gung Leto (Kabanjahe).


[one_fourth]rumah kitik-kitik[/one_fourth]

Menurut Remedi, Hamba Tuhan yang berdomisili di Jakarta ini, dan Masada Sinukaban yang dikenal juga sebagai aktifis sosial masyarakat, Doa Massal ini merupakan salah satu solusi bagi Tanah Karo dalam menghadapi berbagai masalah maupun musibah dimulai dari maraknya penyakit sosial masyarakat berupa Judi, Narkoba, penyakit menular HIV/ Aids, minuman keras, tindak kriminal yang ratingnya dirasa naik dan ganas, kerusakan lingkungan termasuk kategori korupsi termasuk maraknya tempat-tempat maksiat warung remang-remang, cafe, rumah kitik-kitik dan sejenisnya yang merupakan sumber sarana bercokolnya maupun sarang kejahatan.

Atas masalah-masalah itu terjadi krisis multi dimensi yang merambat ke bidang ekonomi, sosial masyarakat, budaya, kemeresotan moral ditambah lagi adanya erupsi Gunungapi Sinabung yang berkepanjangan.

“Doa massal ini sebagai upaya warga Karo sebagai umat beragama tetap Taat dan Setia pada sang pencipta-Nya untuk melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bukan untuk mencari kesalahan, tapi dengan rendah hati mengaku dosa atau murka Tuhan yang tidak berkenaan di hadapan-Nya. Dengan tulus secara bersama-sama bergandeng tangan tanpa melihat warna kulit maupun warna dan keadaan rambut serta status mau berdoa bersyafaat,” kata Remedi dan Masada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.