Kolom M.U. Ginting: MODEL FRONTAL SBY


M.U. GINTING 3Banyak perubahan pikiran dalam tubuh Partai Demokrat (PD) setelah menempuh kursus kader partai yang dselenggarakan oleh PD di bawah pimpinan SBY sendiri.

“Kami tidak pernah merasa takut kasus-kasus itu dituntaskan, apa itu Century, Hambalang, dan lainnya seperti BLBI dan Transjakarta. Kami menginginkan keterbukaan saja. Kalau kasus itu dianggap belum tuntas, ya tuntaskan saja agar transparan,” ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono dalam keterangannya, Jakarta [Minggu 3/4].

Terlihat ada perubahan dari PD seperti yang digambarkan oleh Ibas. Apa ada pengaruh ’kursus kader’ yang baru mereka jalani itu?

Kalau begitu, ya baguslah kursus itu bisa meningkatkan ’level epistemologi’ kader partai. Artinya, ditinjau dari peningkatan ilmu pengetahuan. Walaupun SBY bikin kursus itu pakai model ’frontal’ yang berarti SBY (gurunya) yang membuat semua pertanyaan dan bakal jawabannya. Dia yang menguji dan memberi penilaian. Adapun model lain, yang tidak diterapkan kali ini oleh PD, ialah model ’argument’; artinya, murid sendiri yang menciptakan pertanyaan dan jawaban yang lebih luas dari penyesuaian dengan pengalaman sendiri.

Bahwa SBY pakai cara model ’frontal’ terlihat dari pengakuan SBY sendiri.

“Tanggal 2 akan kita berikan soal 100 soal, saya susun sendiri pertanyaan. Hari ini juga ada kuis 10 pertanyaan, saya susun sendiri. Kalau hasil bagus saya senang sekali, tinggal memperkuat 6 hari, jika belum baik masih ada 6 hari untuk memperbaiki,” tutur jenderal purnawirawan itu.




Dalam kursus, semua kader pakai seragam biru dan baret biru. Model ’frontal’ ini ’dari atas’ mengajak murid lebih pasif. Tetapi, biar begitu, dari kata-kata Ibas memang terlihat ada perubahan di PD. Ibas bilang lebih menginginkan keterbukaan dalam soal yang belum jelas selama ini seperti kasus Century, Hambalang, BLBI. Dalam soal Hambalang memang Ibas disangkut-sangkutkan, terlihat di media belakangan. Ibas dan PD menyerahkan kepada penegak hukum untuk bikin klafifikasi semua soal itu. Bravo, kang Baskoro!

Tinggal menanti penegak hukum dan partai-partai lain dalam contoh keterbukaan dan transparansi seperti PD.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.