Kolom M.U. Ginting: TERORISME DARI MASA KE MASA

M.U. GintingTerorisme . . . sudah lama jadi thema utama kehidupan, jaman lama maupun jaman modern ini. Terorisme jaman lama tahun 1950-an seperti DI/ TII, NII, di Indonesia, mau mendirikan negara Islam, dan bahkan beberapa kali bikin rencana pembunuhan terhadap presiden Soekarno. Setelah itu, muncul lagi terorisme lain, sampai tahun 1970an (seluruh dunia) adalah dengan tujuan ’membela rakyat’ dan sasarannya ialah orang kaya dan penguasa yang dianggap mewakili orang kaya sebagai penindas rakyat, seperti kedutaan, dsb.

Terorisnya biasanya anak-anak muda yang ketika itu disebut berpikiran progresif, pikiran maju menentang penindasan demi keadilan.

Setelah 1980an ke atas dan sampai sekarang ini, terorisme diarahkan untuk membunuhi rakyat banyak, bom dan bunuh sebanyak mungkin rakyat biasa! Bom di pesawat terbang, bom WTC mematikan lebih dari 3.000 orang. Aneh memang terorisme satu ini, tetapi itulah apa adanya teroris sekarang ini. Karena sasarannya rakyat biasa dan bunuh sebanyak mungkin, maka tentu banyak pertanyaan, siapa di belakangnya? Dan, untuk apa?

Ada yang mengatakan bahwa pelaku teror pembunuhan seperti ini pastilah orang tak waras, dan memang kenyataannya begitu. Anak-anak muda naif yang sudah dicuci otak untuk mengikuti trend ideologis tahun 1950an di Indonesia itu, atau orang psikis seperti supir truk Nice itu.

Pelaku-pelaku dari kelompok manusia yang tergolong dalam kualitas seperti ini tentu bisa juga  diyakini tak punya kepentingan sama sekali membunuhi orang, kalaupun dia masih sedar membunuhi orang (sering orang-orang ini tak mengerti apakah membunuh atau dibunuh, atau membunuh orang seperti membunuh tikus-tikus saja).

terorisme 4Lantas, siapakah gerangan yang punya kepentingan sampai menggunakan orang-orang dari kualitas ini untuk membunuh sebanyak mungkin orang-orang biasa, publik biasa, dan rakyat biasa, dan untuk apa? Apakah hanya bertujuan untuk mengurangi penduduk dunia karena sudah terlalu padat penduduknya, sebagai jalan keluar dari teori Malthus?

Anehnya lagi, pertanyaan-pertanyaan logis seperti ini justru malah tak pernah keluar. Sepertinya publik dunia sudah kena bius saja dan menerima saja apa adanya. Wow . . . memang hebat pembiusan ini! Siapa yang membius? Juga tak ada yang bertanya. Trend diam dan membisu berlaku . . . Dan kalau tak ada pertanyaan tentu  tak ada juga jawaban.

Tetapi untungnya bagi publik dunia ialah ada saja selalu yang merelakan dirinya bikin penyelidikan dan analisa ilmiah dan kasih pencerahan dalam semua soal yang sengaja didiamkan dan digelapkan itu.

Cobalah kita renungkan apa yang sudah disimpulkan oleh Prof. Michael Chossudovsky dari Ottawa University. Dari penyelidikan selama belasan tahun mengikuti terorisme modern itu, dan telah berhasil bikin kesimpulan ilmiah, dari analisanya itu:

 “The so-called war on terrorism is a front to propagate America ’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA , The global war on terrorism is a fabrication, a big lie” (lihat di SINI). 

Siapakah penguasa AS yang menginginkan ‘global hegemony’ itu? Yang sudah bisa dipastikan ialah jelas bukan Bush atau Obama, atau Clinton atau Trump, yang hanya singgah dan nginap sementara di Gedung Putih selama 4-8 tahun. Yang mengiginkan ‘global hegemony’ itu ialah golongan yang punya kekuatan tersendiri mengendalikan politik AS, dan yang sudah didefninisikan oleh presiden Roosevelt sendiri menjelang akhir kekuasaannya 1933, dia bilang:

“The real truth of the matter is, as you and I know, that a financial element in the large centers has owned the government of the United States since the days of Andrew Jackson. 

Andrew Jackson adalah Presiden AS ke 7 (1829-1837). Jadi penguasa sesungguhnya ialah ‘financial element’. Kekuatan finans global yang sekarang kita sebut NEOLIB. Finans dan bankir besar rentenir internasional yang telah bikin utang besar bagi banyak negeri, termasuk Indonesia dan Freeportnya. Itulah sesungguhnya ’dinamika terorisme’ modern, kombinasi ilmiah antara finans besar dan politik dunia untuk mencapai ’global hegemony’ sejak era Andrew Jackson sampai era Soekarno/ Freeport Papua, terus ke era Jokowi dan Hollande dan Paus Fransiskus.

terorisme 5Saya menyebutkan Jokowi karena dia yang pertama pemimpin dunia yang bilang bahwa terorisme tak perlu ditakuti karena tujuan utamanya memang menakut-nakuti. Presiden Perancis Hollande bilang dan bikin sebaliknya, setelah teror Nice malah memperpanjang berlakunya Undang-undang Keadaa Darurat (a state of emergency) di seluruh Perancis. Ini adalah untuk menakut-nakuti rakyat Perancis.

Apalagi Obama yang bilang kalau teroris bisa pakai bom nuklir hanya sebesar buah apel tetapi bisa mematikan ratusan ribu orang. Obama katakan itu persis setelah Jokowi mengatakan teroris tak perlu ditakuti. Bagaimana misalnya kalau Jokowi mengumumkan keadaan darurat perang atau a state of emergency gaya Hollande di Indonesia hanya karena ada seorang supir psikis pakai truk besar menggilas banyak orang di Jakarta? Wow . . . alangkah dungunya!




Nama Paus Fransiskus saya ikutkan karena dia bilang dalam pidatonya yang terkenal pada Jumat Besar April lalu, sehubungan dengan banyak orang mati dalam aksi teroris, bahwa orang-orang pedagang senjata (terror-based industry) kasih makan keluarganya dengan duit yang berlumuran darah. Dan, bahwa terorisme tak ada kaitannya dengan Islam yang telah disimpulkan oleh Wapres JK, malah Hollande bilang teror Nice supir psikis itu sebagai teror Islam.

Kapolri baru TK menyebutkan ’dinamika terorisme masa kini’ dan juga ’kontra ideologi’ dalam menghadapi terorisme sekarang ini, dalam pesan pentingnya kepada kepala BNPT yang baru Komjen SA.  

Apa itu ’dinamika terorisme masa kini’? Kita lihat apa yang terjadi saja seperti di atas itu, kenyataannya dan simpulkan sendiri ’dinamika’nya. Terakhir ialah di Nice itu, seorang sakit psikis 31 tahun asal Tunisia, mengendalikan truk besar secara zikzak dikeramaian hari nasional Perancis di Nice, dan berhasil menewaskan lebih dari 80 orang hadirin dan penonton hari nasional itu.

Dinamikanya apa, ya?

Kapolri juga sebut soal ’kontra ideologi’. Ideologinya apa kalau tak ada kaitannya dengan agama Islam seperti sudah dikatakan Wapres JK? Ideologi agama?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.