Korban Pembunuhan Kemarin di Lau Cih (Medan) Adalah Sandra Yolanda Duha

imanuel sitepu 3IMANUEL SITEPU. MEDAN TUNTUNGAN. Warga Kelurahan Sidomuliyo (Medan Tuntungan) dan pengguna jalan yang melintas di Jl. Jamin Ginting mendadak heboh. Sesosok mayat perempuan, terakir diketahui bernama Sandra Yolanda Duha (15) warga Perumahan Milala Tengah (Simpang Gardu) (Kecamatan Pancurbatu) ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi pisau masih menancap di leher [Sabtu 13/8: sekira 12.00 wib].


Siswi SMP kelas 2 Bharlind School yang terletak di Jl. Jamin Ginting Km 10,5 Kelurahan Mangga (Medan Tuntungan) ini ditemukan tewas dengan posisi tertidur miring di balik gundukan pasir yang telah ditumbuhi semak-semak di Jl. Jamin Ginting Km 14,5, Kelurahan Sidomuliyo (Medan Tuntungan). Tempat ini persis berada di samping lapangan Rajawali Futsal atau tepatnya di belakang warung penjual kelapa, sekira 7 meter dari jalan besar Medan menuju Dataran Tinggi Karo.

duha 1Belum diketahui apa motif sehingga korban nekat dibunuh dengan begitu keji. Namun, korban yang merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara buah hati pasangan dari Kembul Duha (50) dan Selfi Woeiling (45) dibunuh oleh pacarnya sendiri akibat menolak diajak berhubungan badan. Soalnya, sebelum ditemukan tewas, warga sekitar melihat korban berjalan menuju warung kelapa muda tersebut sambil menelpon seseorang.

“Saya rasa dia itu dibunuh pacarnya, bang. Soalnya dia tadi sekira jam 7 pagi masih sempat kulihat ia berjalan sambil menelpon. Setelah itu berhenti di gubuk. Di sana sudah menunggu beberapa lelaki menggunakan seragam sekolah,” kata salah satu warga.

Lanjut dikatakan, sebelum dibunuh, antara korban dan pelaku diduga masih sempat terlibat cekcok mulut. Soalnya, di samping mayat korban terlihat daun pepohonan yang ada di sekitar lokasi dijadikan alas sebagai tempat duduk di tanah.

“Kemungkinan korban dibujuk cabut sekolah lalu diajak berhubungan. Namun, karena korban sedang halangan (haid) makanya korban menolak permintaan pelaku. Pasalnya, tadi terlihat pembalut wanita yang dikenakan korban (ada bercak darah) tidak lagi ditemukan berada di kemaluannya. Tetapi sudah terlepas dan berada di punggungnya. Mungkin pelaku tidak percaya korban sedang halangan,” tuturnya lagi.

Akan tetapi celana dalam dan shot warna hijau muda yang dikenakan korban terlihat masih dipakai oleh korban. Atau bisa saja korban telah diperkosa oleh pelaku di balik gundukan tanah itu. Takut perbuatanya terbongkar, pelaku lalu menikam leher korban. Dan setelah itu, pelaku kembali mengenakan celana dan shot korban dan setelah itu lalu kabur,” duga lelaki paruh baya ini.




Sementara, yang pertama kali menemukan korban telah menjadi mayat adalah Yususilawati br Sinaga (50) sekira 12.00 wib. Saat itu, penjual es kelapa ini hendak membuka warungnya. Saat Susilawati hendak pergi ke belakang gubuknya, ia melihat sesosok mayat dengan posisi pisau masih menancap di lehernya dalam kondisi berlumuran darah.

“Saya sangat terkejut dan tak habis pikir, karena mayat itu masih mengenakan seragam sekolah dan tas masih melekat di punggungnya,” kata Susilawati.

Melihat temuan itu, Susilawati langsung memberitahukan kepada warga sekitar. Temuan mayat yang awalnya belum diketahui identitasnya tersebut langsung gempar. Selanjutnya, warga menghubungi personil Polsek Pancurbatu. Tak lama berselang, Kapolsek Pancurbtu Kompol Frido Gultom bersama anggotanya tiba di lokasi. Namun, karena lokasi penemuan mayat berada di wilayah hukum Polsek Delitua, kejadian tersebut akhirnya ditangani oleh Polsek Delitua.

Kapolsek Delitua AKP Wira Prayatna ketika dikonfirmasi di lapangan mengaku belum mengetahui motif kematian korban.

“Motifnya belum diketahui. Kita masih melakukan penyelidikan,” tuturnya singkat.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.