Kerabat Padati Rumah Duka Alm. Sandra Yolanda Duha

imanuel sitepu 3IMANUEL SITEPU. DELITUA. Kediaman Alm. Sandra Yolanda Duha alias Nanda (14) siswi Kelas 2 SMP Bharlind School yang terletak di Dusun 5 Griya Milala Tengah, Desa Namobintang (Kecamatan Pancurbatu) terlihat dipadati sanak keluarga. Jenazah gadis belia yang dibunuh dengan sebilah pisau dapur menancap di lehernya itu tiba di rumah duka setelah pihak kepolisian melakukan outopsi di RS Bhayangkara, Medan [Sabtu 13/8: sekitar 22.00 wib].

Seperti pantauan Sora Sirulo di rumah duka [Minggu 14/8: sekitar 12.00 wib], Nanda yang ditemukan tewas di Jl. Jamin Ginting Km 14,5 Kelurahan Sidomulio (Medan Tuntungan), atau persisnya diantara Rajawali Futsal dan Gereja GSRI Lau Cih [Sabtu 13/8: sekitar 12.00 wib] dibaringkan di ruang tamu rumah duka.

Terlihat ibu korban Silfi Wo Willy dan suaminya Kembul Duha serta ratusan jemaat duha 7HKBP dan teman korban yang berada di dalam rumah duka tak kuasa membendung air mata melihat tubuh korban yang sudah terbujur kaku. Bahkan, kedua orangtua Nanda terlihat shock dan sepertinya tidak sanggup menerima masalah yang dihadapinya. Sedangkan kakak korban, Marta Duha, dan adiknya Aldo, juga tak kuasa ditinggal pergi oleh saudari mereka ini.

“Tadi malam jenazah kakakku tiba di rumah, bang. Begitu tiba di rumah dari RS Bhayangkara, warga sekitar langsung berdatangan. Ada warga yang datang tidak menyangka kakak dibunuh orang. Padahal kakak saya baik orangnya dan selalu terbuka sama saya,” kata Aldo seraya mengatakan dia belum mengetahui siapa yang membunuh kakaknya.

R. Manalu (45), kakak ipar Silfi, mengutuk keras pelaku yang membunuh Nanda.

“Kami atas nama keluarga sangat mengutuk perbuatan pelaku. Kami meminta kepada pelaku, agar menyerahkan diri secepat mungkin,” kata Manalu.

Di tempat terpisah, Eben Tarigan (45) sopir angkot Rahayu 103 BK 1057 UE yang membawa korban pergi sekolah sebelum ditemukan tewas memang mengakui Nanda ada naik ke angkotnya pagi itu.




“Nanda naik angkotku di depan rumahnya sekira 07.15 wib. Korban duduk pada saat itu, paling belakang. Setelah tiba di depan Gg. SMP Bharlind School, Jl. Jamin Ginting Km 10,5, korban kemudian turun. Setelah itu saya tidak tahu lagi, bang,” tutur Eben.

Frans Marpaung (16) yang tinggal sekompleks dengan Nanda juga mengaku sempat dipanggil Polisi.

“Saya tidak tahu apa apa, bang. Tiba-tiba tadi pagi datang polisi menuduh saya bahwa saya pacar korban. Tetapi, karena bukan saya pacar korban, saya jawab saja bukan saya pacar korban. Hanya saja, saya kawan sepermainan korban. Memang banyak orang yang menuduh saya pacar korban, tetapi itu semua bohong, bang,” tegasnya.

Kanit Reskrim Polsek Delitua Iptu Jonathan mengatakan hingga saat ini pihaknya masih berupaya mengungkap pembunuhan sadis tersebut.

“Mulai dari semalam sampai sekarang kita berusaha mengungkap kasus kematian korban. Sejumlah saksi telah kita periksa. Kita juga sudah membentuk 5 tim untuk mengungkap siapa pelakunya,” cetusnya.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.