Kolom W. Wisnu Aji: Mengapresiasi Reaksi Cepat Jokowi dalam Menjawab Kegundahan Publik

wijayanto 8Lagi-lagi Presiden Jokowi mampu mengambil reaksi cepat di tengah kegundahan publik. Dalam dua hari ini publik dikejutkan dengan dwi kewarganegaraan dari Menteri ESDM yang mengulik kembali kebiasaan buruk para diaspora kita ketika lama di luar negeri. Untungnya, presiden langsung merespon cepat sebagai bentuk ketegasan sikap dalam menangkap kegelisahan publik terhadap nasionalisme punggawanya yang dipertanyakan.

Sebenarnya, kalau kita membedah latarbelakang fenomena dwi kewarganegaraan menteri ESDM, tradisi tersebut sudah menjadi kebiasaan buruk para kaum diaspora kita yang mampu eksis di luar negeri. Jadi, fenomena dwi kewarganegaraan sebenarnya sudah menjadi budaya lama dan kebiasaan buruk para diaspora kita ketika eksistensinya merasa diakui bangsa lain.

Para diaspora menganggap karena merasa dirinya mampu hidup dan eksistensinya diakui oleh negara lain seolah-olah layak menggadaikan nasionalisme mereka dengan menggunakan dwi kewarganegaraan demi mempertahankan eksistensinya di luar nasionalisme 4negeri. Mencuatnya nasionalisme tergadaikan oleh Menteri ESDM adalah bukti nyata para diaspora kita hanya ingin memperjuangkan eksistensinya dibanding menguatkan kecintaan nasionalisme bagi kebanggaan Ibu Pertiwi. Dampaknya, ketika suatu saat negara membutuhkan energi mereka untuk membangun negeri ini, terjadi kerumitan administrasi yang ujungnya melanggar UU seperti yang dialami oleh Archandra Tahar saat jadi Menteri ESDM.

Untungnya, Presiden Jokowi mampu menangkap kegelisahan publik. Meskipun keputusan diambil serba sulit, tapi demi meredam kegundahan publik bak bola liar, keputusannya untuk memberhentikan Menteri ESDM segera dieksekusi. Padahal, secara hitung-hitungan, dampak politiknya dapat jadi bahan menyerang bagi lawan politik Jokowi .

Yang patut diapresiasi dari reaksi cepat Presiden Jokowi adalah mampunya dia nengambil keputusan cepat menangkap kegundahan publik, meskipun keputusan tersebut sangat rumit dampaknya bagi dirinya. Tapi, dalam keputusan tersebut, Jokowi lebih mengandalkan aspirasi suara kegelisahan rakyat walaupun tujuan awal mengangkat menteri tersebut untuk lebih memberdayakan para potensi bangsa untuk turut serta membangun bangsa. Cuma, secara administrasi aturan UU ternyata belum berpihak pada Archandra Tahar imbas dari nasionalismenya yang tergadaikan.




Hikmah dari keputusan Jokowi tentang pemberhentian Menteri ESDM, bahwa seberapa jenius pun anda, seberapa cerdas pun anda, seberapa kuat pun eksistensi anda di manapun juga, bahkan seberapa kuat pun anda di-back-up untuk menduduki jabatan apapun di negeri ini, kalau anda dipertanyakan nasionasionalismenya dengan dwi kewarganegaraan akibat ketidakjujuran anda dalam memerankan nasionalisme, maka secara tegas dan cepat Presiden Jokowi akan berdiri di garis depan untuk merespon dan mengeksekusi langkah demi eksistensi nasionalisme anak bangsa yang harga mati.

Presiden Jokowi akan merespon cepat dan bereaksi sigap jika ada anak bangsa ingin bermain-main dalam memaknai nasionalisme yang telah menjadi budaya lama dan kebiasaan buruk yang dicontohkan para diaspora kita ketika punya eksistensi di luar negeri.




Momentum menjelang Hari Kemerdekaan, Presiden Jokowi telah memberikan contoh sikap tegas dan garis demarkasi jelas bahwa siapapun yang berani tidak jujur dan bermain-main dalam memaknai nasionalisme, walaupun orang yang dihadapi adalah orang kepercayaan presiden, tetap akan dieksekusi walaupun secara dampak politik akan menghantam dirinya. Bahkan presiden tidak peduli jika para lawan politiknya punya bahan untuk menyerang dan mengkritisi dirinya ….

Merdeka!!! …. merdeka!!!!

‪#‎SalamPencerahan‬

Salam hormat kami
CENTER STUDY REPUBLIC ENLIGHTMENT FOR PROGESSIF MOVEMENT (CS REFORM)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.