Kolom M.U. Ginting: TABUISME SUKU (Membungkam KBB)

M.U. GintingDi Amerika, menurut sebuah artikel di socionomics.net, sudah dimulai PC Culture (Political Correctness Culture) pada tahun 1980an dan sudah terliihat penentangan pada tahun 2015. Tetapi, kalau kita perhatikan di bagian lain dunia atau seluruh dunia, sebenarnya PC Culture ini sudah terjadi lebih lama karena trend ini muncul sehubungan dengan munculnya politik multikulturalisme yang digerakkan oleh Orang Kiri Lama Dunia pada pertengahan abad lalu.

Di Indonesia, kita sangat merasakan PC Culture ini misalnya dalam tabuisme suku. Mana berani kita bilang misalnya Karo Bukan Batak pada tahun 1960-70an. Atau bilang bupati pendatang di Dairi atau Deliserdang mendominasi dan menguasai penduduk asli pemegang tanah ulayat.

bungkamSebaliknya, kita merasa aman kalau mengatakan ‘persatuan dan kesatuan’ atau ‘satu Nusa satu Bangsa’, atau bupati suku pendatang atau suku asli sama-sama satu bangsa, dsb. Itulah yang sesuai dengan PC Culture. Ini saya kira berlaku di semua negeri multi-etnis sebelum terjadi perang etnis setelah keruntuhan Blok Barat dan Blok Timur.

Di AS, baru sekarang terjadi perlawanan total. Ini pada tahun 2016 setelah dimulai oleh Donald Trump, Capres partai republik itu. Seorang wanita republican bilang:

“A lot of Americans are thinking but are afraid to say because they don’t think that it’s politically correct.”

Lalu, katanya dan menambahkan:

“But we’re tired of just standing back and letting everyone else dictate what we’re supposed to think and do.”

Trump dengan ‘blunt style’nya berani mencetuskan apa yang tak boleh dalam PC Culture, seperti ‘bangun tembok sepanjang perbatasan AS-Mexiko’ untuk mencegah bandit-bandit dan narkoba masuk ke AS. Atau ‘usir semua orang-orang asing ilegal’ atau ‘Obama adalah pendiri ISIS’ dsb … dsb.




Siapa yang berani mengatakan seperti ini sebelum era Trump? Sekarang tak ada lagi yang tak berani. Betul atau tidak silahkan keluarkan argumentasi. Trump taruh persoalan di atas meja, itulah bagusnya. Trump dengan blunt stylenya katakan apa adanya dan silahkan semua publik atau penentang bikin sanggahan di hadapan publik juga.

Tidak perlu diragukan tentunya bahwa PC Culture adalah bagian yang tak terpisahkan dari usaha kegelapan finans besar sejak lahirnya politik ‘multikulti’. PC Culture adalah kegelapan atau peraturan gelap yang harus dimaklumi dan diterima saja. Dengan perkataan lain, sebenarnya adalah menutup mulut orang yang’ ‘berpolitik salah’, seperti kalau bilang ‘internal colonialism’ atau KBB (Karo Bukan Batak).








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.