Kolom Aletheia Veritas: Tisu Toilet di Meja Makan

AletheiaSuatu kali di kelas persiapan ‘riset etnografi’, sang profesor berkata:

“Saya pernah melakukan riset etnografi di FIlipina. Wah, semuanya sangat menarik karena masih baru untuk saya. Tapi ada satu yang tak terlupakan hingga saya menua begini: tisu toilet di meja makan,” ujarnya terkekeh-kekeh.

Spontan saja, suara gaduh tawa para mahasiswa calon doktor itu memenuhi ruangan kelas. Seorang teman dari Perancis yang duduk di samping saya sampai harus menyemburkan minuman yang ada di mulutnya. Ia pun tertawa terpingkal-pingkal.

“Lebay amat!” batin saya.

Kelas ini memang menarik. Sebuah kelas yang dirancang untuk mempersiapkan para peneliti ‘terjun’ ke lapangan. Mereka semua akan mengadakan ‘fieldwork’ di toilet-paperbanyak tempat baik di Afrika, Asia juga Amerika.

Ketertarikan saya pada kelas ini justru tertumpu pada isu-isu ‘pinggiran’ yang selalu menjadi kekuatan riset etnografi. Makanan, pakaian, bahasa, bahkan cara menatap seseorang dan praktek biasa seperti menyusui anak tak luput dari fokus jenis penelitian ini. Bila isu-isu yang diusung oleh jenis penelitian lain terdengar ‘bombastis’ seperti Pilkada, kebijakan pemerintah terkait ‘ini’ dan ‘itu’, maka lain halnya dengan minat seorang etnografer.

Saya terpukau dengan jenis riset seperti ini sejak seorang dosen saya di Yogyakarta menjelaskan praktek ‘mengedipkan mata’ yang mampu memaparkan relasi kekuasaan dalam masyarakat dengan begitu dalam dan canggih.

Oh ya, metode riset seperti ini banyak digunakan di bidang lain selain Antropologi, seperti Ilmu Politik, Kebijakan Publik, Kesehatan Masyarakat bahkan seorang teman menggunakan riset ini untuk S3 nya di bidang Akuntansi.




Luar biasa. Karenanya, hati-hatilah dengan seorang etnografer. Dia mampu ‘membaca pikiran’ anda. (hahahaha…)

“It’s crazy. Bagaimana mereka bisa seperti itu?” komentar teman saya si orang Perancis tadi, seolah-olah meminta persetujuan saya.

Tanpa menjawab pertanyaannya saya pun (pura-pura) tertawa sekeras-kerasnya mengikuti yang lain, sembari meringis di dalam hati.

“Lah, saya juga kan pernah meletakkan tisu toilet di meja makan,” pikir saya




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.