Kolom M.U. Ginting: Terorisme, Narkoba dan Korupsi 3 Sekawan

keruk



Brigadir Jenderal Teddy Hernayedi divonis seumur hidup karena terbukti bersalah terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alutsista sebesar 12,4 juta dolar AS. Ini dilakukannya saat menjabat Kepala Bidang Pelaksanaan Pembiayaan Kementerian Pertahanan periode 2010-2014.

M.U. Ginting“TNI harus berani bersih-bersih, janganlah kayak begini. Jadilah TNI yang dicintai oleh rakyatnya. Sekarang utamanya perangai korupsi. Kalau dulu jelas musuhnya kalau sekarang nggak jelas [siapa] musuhnya. Ini korupsinya sudah kayak kanker sehingga susah memberantasnya. Sudah merupakan kejahatan yang luar biasa,” papar hakim militer Kolonel CHK Deddy Suryanto saat memvonis seumur hidup Brigjen Teddy Hernayadi di Pengadilan Militer Tinggi II, Jl. Penggilingan, Cakung (Jakarta Timur). 

Hakim militer Deddy Suryanto menganggap “korupsi adalah kejahatan luar biasa dan sudah jadi kanker, musuhnya tidak terlihat dan tidak jelas”.  

Betul memang pendapat hakim militer ini, karena korupsi adalah satu diantara 3 cara besar menghancurkan dan memecah belah satu negara. Korupsi seperti kata Deddy Suryanto adalah musuh yang “nggak jelas” karena memang merongrong dari dalam (kanker). Dua cara lainnya ialah terorisme dan narkoba. Terorisme, narkoba dan korupsi adalah serangkaian taktik dan strategi penting dari ‘komisi’ Divide and Conquer Intrnasional (DCI).

DCI ini seperti kita sudah mengetahui, di Timur Tengah menggunakan ISIS untuk memecah belah dan menghancurkan Syria dan Irak. Dengan gampang kemudian menjarah SDAnya (minyak) seharga Triliunan dolar, setelah pasukan pemerintah Syria dan Irak diserbu dan diusir dari sumber minyak Syria dan Irak. Ini dilakukan dengan menggunakan pasukan ISIS yang sudah disiapkan jauh sebelumnya oleh Trio Obama-Clinton-Ford.

Obama adalah pendiri ISIS kata Trump di kampanye Pilpres lalu. Dari banyak informasi yang sudah beredar memang betul adanya pernyataan Trump, tidak salah (Robert Ford adalah Dubes spesial AS untuk Syria ketika Clinton jadi Menlu AS).

Setelah lobi-lobi Ford-Clinton di lapangan selesai dan pasukan oposisi Syria juga sudah siap, lantas Obama bikin pengumuman seperti berikut:

“We’ve made a decision that the Syrian Opposition Coalition is now inclusive enough, is reflective and representative enough of the Syrian population that we consider them the legitimate representative of the Syrian people in opposition to the Assad regime.”

Itulah pengumuman resmi Obama Dec 11, 2012, abcnews.go.com. Oposisi Syria ini kemudian bergabung dengan oposisi Irak dengan nama ISIS.

Trio Obama-Clinton-Ford  merupakan pendiri ISIS dengan bantuan ketat di lapangan dari usaha lobi-lobi dubes Ford dan Clinton di Timur Tengah. Terorisme ISIS di sini jelas digunakan untuk divide and conquer dan rampok SDA minyak. Orang Syria dan orang Irak asyik saling bunuh, dan orang asing perekayasa perang dan pecah belah asyik mencuri minyak mereka seharga Triliunan dolar.

keruk-3Tak ada bedanya dengan teror pembunuhan 3 juta dan merampok SDA di Indonesia 1965. Orang Indonesia sibuk siapkan parang untuk sembelih 3 juta orangnya sendiri, orang asing sibuk mengeruk SDA, emas, tembaga, uranium, petrolium dsb seharga Trilunan dolar. Sama-sama sibuk, sama-sama senang dan sama-sama puas akan hasil masing-masing, persis seperti di Syria/ Irak, dimana orang Syria/ Irak puas dengan saling bunuh-bunuhan sesamanya. Orang asing puas dengan hasil Triliunn dolar dari minyaknya, pompa saja, aman tanpa gangguan apa-apa.

Hari ini saya ngomong-ngomong dengan seorang dari Jawa, soal upaya makar di Jakarta itu.

“Bagaimana mungkin makar dengan beberapa orang tanpa tentara yang kuat?” katanya.

Betul memang seperti tidak masuk akal sekarang ini. Tetapi bukan berarti tidak mungkin, dan bukan berarti tidak ada yang akan mencoba, karena usaha itu semua diatur dari luar, oleh ‘panitia’ DCI itu. Selalu diawali dengan yang kecil-kecil dulu.

Bagaimana mungkin membantai 3 juta orang 1965 kalau tidak dimulai dengan bantai kecil-kecilan dulu seperti bantai 7 orang (jenderal) terlebih dahulu? Inilah kuncinya yang harus dibuka dulu, baru bisa menggerakkan ribuan atau jutaan rakyat untuk dengan suka rela bantai orang sebanyak itu. Bantai 3 juta orang bukan pekerjaan ringan.




Dengan begitu, dengan kesibukan kerjaan bantai itu, jalan ke SDA Papua aman dan mulus. Triliunan dolar dapat gratis tanpa mengeluarkan keringat sedikitpun. Itulah sekarang di Syria dan Irak. Orang Indonesia sudah banyak yang memahami soal ini, karena kita melihatnya dari luar. Tetapi apakah ada orang Syria atau orang Irak yang sudah mengerti penipuan ini? Seperti kalau kita bertanya kepada orang Indonesia pada tahun 1965?

“Ada design untuk menghancurkan Indonesia melalui narkoba,” kata Budi Waseso.

Pernyataan BW ini tidak perlu diragukan sama sekali. Ketegasan BW dalam menindak pengedar narkoba sangat terpuji, terlebih-lebih sekarang negara kita sudah dalam keadaan darurat narkoba. Sama halnya dengan hakim militer Kolonel CHK Deddy Suryanto yang memvonis seumur hidup tukang korupsi alusista itu sangat memberikan pelajaran bagi semua koruptor di kalangan militer.

Pemimpin-pemimpin Indonesia sekarang sudah semakin tinggi kualitasnya dalam menghadapi 3 taktik besar DCI yaitu soal terorisme, narkoba dan korupsi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.