Kolom Telah Purba: KUDA MAU LEBARAN





Berhari-hari saya memikirkan satu kalimat Pak Lurah Cike, yakni: “Sampai Lebaran Kuda Masih Tetap Akan Ada Demo.” Jika dicermati dengan hati bening, maka akan muncul pertanyaan demi pertanyaan.

1. Demo itu kan butuh biaya dengan uang yang sangat banyak banget. Butuh koordinasi, butuh mobilisasi, butuh konsumsi, butuh transportasi, butuh strategi dan butuh figur orator ulung dan terakhir butuh massa.

a) Koordinasi: Hal ini mungkin tidaklah terlalu sulit untuk dilakukan bagi siapapun yang pernah jadi penguasa, karena masih punya link atau jalur ke banyak tokoh; baik tokoh daerah maupun pusat.

b) Mobilisasi massa tidak lah terlalu sulit bagi mereka yang sudah punya sistim di partai dan dibantu Ormas yang biasa menggerakkan massa.

c) Konsumsi dan Transportasi: Hal yang sangat mudah disediakan asal ada fulus alias uang.

d) Strategi, oh soal yang ini pun sangat mudah mereka lakukan, karena sudah dibuktikan sebagai “ahli”.

e) Orator, saat ini mencari orator ulung sekelas bang Surya Paloh memang agak langka, namun bagi Ormas radikal, tak terlalu sulit menjadikan orang dengan kecerdasan “standard” menjadi orator dengan mengkemas hal-hal sensitif di lingkungan masyarakat yakni soal aktual dan hangat, serta diulang ulang pula, seolah-olah kasus itu mengancam nyawa banyak manusia.

2. Lebaran Kuda itu, kan kata yang mengindikasikan, sampai waktu yang tidak terbatas, karena monyet saja pun belum pernah berlebaran!

a) Lebaran itu adalah hari Raya atau hari yang diagungkan di dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai umat beragama.

Idhul Fitri, Idhul Adha, Natal, Galungan, Kuningan, Dewapali atau lain-lain. Semua punya nilai kesakralan. Kalau sudah punya nilai sakral, maka kata akhir di sini adalah Jihad. Makanya di acara 212 itu amat banyak spanduk bertuliskan kata seperti itu.

Jika demo direncanakan dan disakralkan, ini pasti ujung-ujungnya tujuannya adalah menggoyahkan pemerintahan. Terbukti ada issu atau anjuran “Tarik Uang” secara berramai-ramai, tak lain adalah untuk merontokkan pemerintah yang sah.

b) Kuda adalah binatang yang disebut sebagai pelari handal dan bernafas panjang dengan tingkat kecerdasan nomor 2 dari seluruh binatang yang dikategorikan “pintar” sesudah gajah.

Justru tadinya jika pencetus lebaran kuda menyebutkan lebaran KEBO, maka akan terjadi kegegeran Nusantara, karena pasti semua orang akan tertawa. Kenyataan memang sudah dibuktikan lebaran yang dimaksud. Sesudah 2 kali demo besar dalam waktu berdekatan (lambang kecepatan tadi) diperhitungkan menghabiskan dana sekitar 3 Trilyun Rupiah.




Inilah masalah yang paling krusial. Siapakah orangnya yang rela merogoh kantong dengan uang sebanyak itu untuk suatu tujuan yang jelaas buat mereka, namun tak jelas bagi kebanyakan orang. Kita jangan pernah lupa, bagi orang yang sudah pernah sukses mengeruk uang di negara kita ini entah dari bisnis atau yang lain dengan hasil ratusan Trilyun Rupiah, apalah artinya uang senilai 3 Trilyun itu.

Tugas pemerintah kini adalah mencari orang yang punya kekayaan pribadi/ perusahaan ratusan Trilyun rupiah sebagai penyandang dana dalam aksi Demo yang sudah terjadi kemarin.

Begitulah kayaknya…
Selamat pagi dan jangan lupa diminum kopinya….
Salam Mejuah-juah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.