Kolom Ita Apulina: LAWAN SAJA, BU!





Dari dulu sampai sekarang ada banyak orang suka curcol dan konsul masalah perkawinan ke saya, padahal awak ini apalah, belum tahu dia. Tapi umumnya, intinya sama: Masalah ketidakcocokan yang tidak terampuni (menurut saya). Saya pribadi tidak pernah mengusulkan yang curhat untuk bercerai, biasanya cuma saya ajak berpikir jernih. Mengingatkan yang bersangkutan apa yang menjadi prioritas dan apa yang ingin dikejar.

Selalu saya berikan disclaimer bahwa apapun yang dipilih akan ada resikonya dan saya tidak akan menyalahkan dia atas yang dipilihnya, yang penting dia tidak mengeluh atas resiko yang akan ditanggung.

Kadangkala, saya ngawur juga kalau sudah mendengar curhatan soal kekerasan dan lelaki yang tidak bertanggungjawab baik dalam urusan ranjang apalagi soal duit dan ongkos rumah tangga, terutama kekerasan dalam rumah tangga. Saya selalu ingatkan agar si pencurhat tidak usah toleran terhadap kekerasan kepada anak maupun terhadap dirinya.

Biasanya saya ajari teknik-teknik melawan secara fisik maupun psikologis, balik mengintimidasi bahkan bagaimana melibatkan massa sekitar agar suami si pelaku kekerasan dan tidak bertanggungjawab itu menyadari bahwa dia akan berhadapan dengan situasi sulit jika terus menerus melanjutkan kebiasaannya.




Begitulah memang kehidupan, tidak mungkin saya salahkan pula si pencurhat dengan pertanyaan, siapa suruh ko kawin? Tidak akan. Kadang ada yang sadar dengan manusia-manusia yang ada di dekatnya sehingga bisa mengambil langkah sebelum terlanjur. Kadang ada yang terbuai dengan manisnya ucapan dan sentuhan cinta para serigala.

Akhirul kata, jika sudah terlanjur menikah dengan pasangan serigala berbulu domba, pesan saya cuma satu: LAWAN! Masa depan masih ada, kehidupan harus berlanjut, jangan habiskan sisa hidupmu dalam penderitaan dan penindasan. Jangan pedulikan omongan orang, karena mereka sekedar omong tetapi kesulitan dan kehidupanmu harus tetap kamu perjuangkan sendiri! Semua orang berhak hidup dengan selamat dan sejahtera.

Doa saya untuk perempuan dan anak yang saat ini mengalami kekerasan dalam rumah tangga, semoga kamu punya semangat dan keberanian melepaskan dirimu dari derita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.