Kolom Asaaro Lahagu: Masuk Putaran Ke-2, Ahok-Djarot Bakal Menang 54%, Anies-Sandi 46%




Pertarungan Pilkada paling sengit di Indonesia antara pasangan Agus-Sylvi, Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, telah terlaksana hari ini. Hasilnya (quick count) Agus-Sylvi dipastikan tersingkir dengan perolehan suara sekitar 18%. Sementara Ahok-Djarot menang tipis pada kisaran 42% dan Anies-Sandi pada kisaran 39%. Itu berarti karena tidak ada pasangan yang meraih kemenangan di atas 50%, maka Pilkada DKI terpaksa masuk pada putaran ke dua: Ahok-Djarot vs Anies-Sandi.

Pendukung Ahok sedikit cemas karena Ahok-Djarot terpaksa bertarung di putaran ke dua melawan Anies. Dengan melawan Anies-Sandi di putaran ke dua, maka kemungkinan besar Ahok kalah. Alasannya para pendukung Agus akan beralih mendukung Anies. Dari hasil quick count beberapa survei, memang Ahok hanya menang tipis atas Anies. Namun jika suara Agus digabungkan dengan suara Anies, maka Anies akan menang pada kisaran 58% atas Ahok yang hanya 42%.

Akan tetapi saya tidak sependapat bahwa Ahok-Djarot bakal kalah melawan Anies. Saya justru berpendapat sebaliknya. Ahok akan menang atas Anies-Sandi. Apa alasannya?  Strategi. Saya yakin bahwa Pakde Jokowi akan melakukan beberapa manufer menjelang pencoblosan putaran ke dua pada tanggal 19 April 2017 mendatang. Selain manufer Jokowi, ada juga beberapa argumentasi lain yang menyimpulkan bahwa Ahok akan menang di putaran ke dua.

Pertama, SBY telah mewujudkan skenario Jokowi agar mengorbankan puteranya dan bukan Yusril untuk melawan Ahok dalam merebut kursi DKI-1. Sudah bisa dipastikan bahwa Agus-Sylvi tersingkir. Ini berarti kepentingan SBY sudah tidak ada lagi pada Pilkada DKI. SBY selanjutnya akan berkarir membuat lagu melankolis dan melodramaa untuk meratapi kekalahannya, menangisi karir Agus sekaligus menyesali duit yang sudah keluar banyak.

Nah, pada saat SBY gundah-gulana karena diserang terus oleh Antasari, Susno Duadji plus Yusril Ihzra Mahenda terkait masa lalunya, maka pada saat itu Jokowi akan datang untuk menghiburnya. Maksudnya, Jokowi akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk bertemu dengan SBY. Janji Jokowi untuk bertemu dengan SBY sesudah Pilkada, akan terlaksana sebelum Pilkada putaran ke dua DKI selesai.

SBY yang sedang terpojok, tentu terpaksa menyanggupi pertemuan tertunda dengan Jokowi. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan muka SBY selain bertemu dengan Jokowi. Dalam pertemuan itu, akan ada deal-deal khusus antara Jokowi dengan SBY. Misalnya, Jokowi lewat invincible hand-nya akan menghentikan gangguan-gangguan kepada SBY seperti yang dilancarkan selama ini. Sebaliknya, SBY akan berjanji untuk tidak mendukung Anies-Sandi. SBY akan kembali kepada habitatnya sebagai partai penyeimbang. Angket-angket DPR yang dimotori oleh Demokrat juga akan dibuat menguap bersama lebaran kuda yang gagal hari ini.

Ke dua, ketika ada pertemuan Jokowi-SBY, maka para pendukung Agus yang kebanyakan nasionalis dan bukan kaum agamis, akan mengalihkan dukungannya kepada Ahok. Inilah yang saya maksud bahwa kaum nasionalis yang mendukung Agus sebelumnya (Agus-SBY masih dipandang nasionalis dengan roh Partai Demokrat), akan berbalik mendukung Ahok.

Instink politik saya mengatakan bahwa kaum khilafah yang bercita-cita mengganti ideologi Pancasila, sebetulnya sudah mengalihkan dukungannya kepada Anies hari ini. Mereka mengalihkan dukungannya ketika tahu bahwa suara Agus akan anjilok. Saya yakin bahwa peningkatan suara Anies yang signifikan hari ini berasal dari para pendukung kaum khilafah ini. Sementara yang memilih Agus hari ini adalah murni dari suara kaum nasionalis. Jadi, kesimpulan bahwa suara Agus akan beralih kepada Anies, tidak akan semudah itu. Kesimpulannya adalah suara kepada Anies sekarang ini adalah sebagian besar suara dari kaum agamis para pendukung khilafah.


[one_fourth]pertarungan mini antara Jokowi vs Prabowo[/one_fourth]

Untuk melihat peta pertarungan antara Ahok vs Anies ke depan, maka kita akan melihat pertarungan para pemangku kepentingan sebelumnya. Pertarungan antara Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi akan menjadi pertarungan mini antara Jokowi vs Prabowo. Dan, seperti yang kita lihat pada Pilpres tahun 2014, Jokowi keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 53% sedangkan Prabowo 47%.

Kiprah PKS sebagai pendukung utama Anies akan dilihat oleh para pendukung Agus sebagai batu sandungan. Pun dukungan FPI kepada Anies akan dilihat sebagai batu kerikil oleh para pendukung Agus. Dalam sejarahnya, partai agamis dan calon yang merangkul ormas sangar, tidak pernah menang di DKI.

Pada Pilkada DKI 2007 misalnya, Fauzi Bowo yang dimotori oleh kaum nasionalis, diantaranya Partai Demokrat, menang melawan Adang Daradjatun yang dimotori oleh partai agama PKS. Saat itu suara untuk Fauzi Bowo 57%, 87% sedangkan Adang 42,13%. Kesimpulannya ialah khusus di DKI Jakarta, calon yang didukung oleh partai-partai nasionalis selalu menang. Itu berarti suara untuk Ahok yang nasionalis akan didukung oleh para pendukung Agus yang nasionalis.




Ke tiga, adik Anies, Abdillah Rasyid Baswedan, saat ini sedang menjadi saksi dalam dugaan kasus korupsi. Abdillah diperiksa oleh Bareskrim Polri terkait pengadaan VSAT (Komunikasi jarak jauh berbasis satelit) di Kominfo. Pemeriksaan Abdillah berdasarkan laporan Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) yang menuduh Anies menerima gratifikasi atas proyek Vsat itu. Jika kasus itu terbukti menyeret Anies, maka elektabilitas Anies-Sandi ke depan dipastikan anjilok. Keadaan itu jelas menguntungkan Ahok.

Ke empat, isu-isu untuk menjatuhkan Ahok, sudah habis. Sekarang Ahok sedang merangkak naik untuk kembali ke posisi semula dimana elektabilitasnya di atas 60%. Pada akhir Desember 2016 lalu, elektabilitas Ahok anjilok hingga 20% akibat demo besar 411 dan 211. Namun pada bulan Januari dan Februari 2017, Ahok sukses mengembalikan elektabilitasnya hingga sekarang mencapai di atas 40%. Bukan tidak mungkin, asalkan Ahok tidak lagi melakukan blunder, ia akan terus mengembalikan imejnya sebagai sosok gubernur yang berintegritas dan bersih dari koruspi.

Tentu saja gambaran kemenangan Ahok-Djarot di atas akan terjadi jika dia tidak dinonaktifkan dari jabatannya terkait kasus penistaan agama yang menyeret dirinya sebagai terdakwa. Syarat ke dua, tuntutan Jaksa atas kasusnya berkisar satu tahun dan syukur kalau di bawah itu. Jika skenario Ahok tetap aktif sebagai gubernur dan tuntutan JPU atas dirinya pada kisaran satu tahun, ditambah kasus korupsi yang dikaitkan pada Anies, maka saya yakin pada putaran ke dua 19 April mendatang, Ahok akan menang melawan Anies. Begitulah kura-kura.

2 thoughts on “Kolom Asaaro Lahagu: Masuk Putaran Ke-2, Ahok-Djarot Bakal Menang 54%, Anies-Sandi 46%

  1. Ralat: komentar MUG.
    tertulis:
    “SD punya problem ‘rumit’ kalau mendukung KMP”
    seharusnya: “SD punya problem ‘rumit’ kalau mendukung KIH”

  2. Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, tiga partai pengusung Agus dan Sylvi, yakni PPP, PKB dan PAN kemungkinan akan pergi meningalkan mereka, dan memilih mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
    Direktir Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, tiga partai pengusung Agus dan Sylvi, yakni PPP, PKB dan PAN kemungkinan akan pergi meningalkan mereka, dan memilih mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
    “Analisis politik saya menunjukan Ahok masih unggul. Dasar pertimbangannya ada kemungkinan besar sejumlah parpol pendukung Agus berpontensi mendukung Ahok,” ujar Ramses kepada JawaPos.com, Rabu (15/2).

    Ketika partai-partai ini berubah menjadi pendukung koalisi KIH dari KMP, sehingga di KMP hanya tinggal PKS dan Gerindra. Dalam menghadapi pilgub, 3 partai ini ikut PD mendukung AHY yang sudah gagal. Sekarang pilihan kayaknya mirip KIH kontra KMP lagi, dan ketiga partai ini bakal cari pelarian lagi, dan sudah pasti tidak akan ke KMP kecuali PAN dengan Amien Raisnya yang agak istimewa. Dan SD punya problem ‘rumit’ kalau mendukung KMP, tetapi akan lebih ‘rumit’ tak terampuni kalau dukung KMP sekarang. Karena itu kemenangan Ahok terlihat tidak terelakkan dalam putaran ke 2. Suara yang diperoleh AHY sepertinya mutlak akan ke Ahok Jarot, kecuali mungkin dari PAN Amien Rais, dan ini tidak banyak.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.