Oleh: Ita Apulina Tarigan
Sungguh mata kinipun labur, tutur kata satu-satu
Tingkah nafas bergantian, sesekali mengisikan udara
Tiga jaman terlewati, semua kisahnya penuh airmata
Tapi belum pernah seperti jaman ini
Tawa dan tangis tidak berjiwa…
O matahari, o waktu
Meski jejakmu terlukis di wajahku
Manusia di dalam tak akan dapat kau rajah