Oleh: Joni Hendra Tarigan (Pengalengan, Jabar)
Ketika dewasa, kita sudah memiliki banyak cita-cita. Banyak hal yang ingin kita capai. Banyak orang yang bercita-cita untuk hal yang sangat besar, tetapi tidak pernah melangkah untuk memulainya. Kalau belum melangkah, maka bagaimana mungkin kita berani berharap akan sampai ke suatu tujuan?
Bagi sebagian orang, keinginannya yang besar membuatnya begitu semangat mewujudkannya. Sangat beralasan jika orang itu punya harapan untuk berhasil karena langkah demi langkah ia sudah lakukan.
Dalam perjalanan, langkah itu bisa terhenti atau bahkan harus kembali lagi ke titik dimana ia memulainya. Kegagalan pasti akan dialami setiap orang yang berjuang mencapai tujuannya. Gagal itu tidaklah diharapkan oleh setiap orang. Tetapi, ketika kita mencita-citakan jadi orang sukses, maka dalam waktu yang bersamaan, kita juga akan menjadi bagian dari kegagalan.
Seberapa pun gagalnya kita dalam kehidupan ini, ketika kita sudah melakukan yang terbaik maka gagal itu berarti kam adalah seorang pejuang.
[one_fourth]Kita merasa rendah karena kegagalan[/one_fourth]
Sangat manusiawi memang bila kita merasa terpuruk saat mengalami kegagalan. Kegelisahan kita lebih parah lagi karena orang lain dapat melakukan jauh lebih baik dari kita. Kita merasa rendah karena kegagalan. Tetapi, sesungguhnya, bukankah gagal itu adalah hasil dari perjuangan kita? Bagaimana mungkin kita gagal kalau tidak pernah mencoba?
Orang yang menghina ketika kita gagal, jauh lebih hina daripana orang itu yang tidak pernah berani menjalani perjuangan. Ibarat perang, lebih baik menjadi tentara yang tertembak dan bahkan mati sekalipun daripada orang yang hanya diam tidak berbuat apa- apa.
Dalam menjalani kehidupan, kegagalan adalah tanda perjuangan dan perjuangan diperlukan untuk bangkit dari kegagalan. Jatuh dan bangunlah, berlarilah, hidup memang untuk diperjuangkan. Salam.
TAMMAT