Acha Wahyudi: IMLEK

Beragam versi sejarah perayaan tahun baru Imlek. Selain kisah menarik tentang monster (Nien) pemangsa manusia di waktu-waktu tertentu, yang takut akan suara bising dan warna merah yang disangka darah, menurut sejarawan lainnya perayaan ini dilakukan oleh para petani di China menyambut pergantian musim; dari musim dingin ke musim semi.

Petani dan nelayan sangat bergantung pada alam.

Petani selalu menandai kapan musim dingin akan berganti ke musim semi supaya mereka bisa mulai bercocoktanam. Meanwhile, para nelayan akan menandai lewat bulan purnama saat air pasang agar bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk mulai melaut.

Pergantian musim ini kemudian menjadi salah satu hari penting yang patut dirayakan oleh masyarakat Tionghoa saat itu, karena dipercaya dapat memberikan rezeki. Setiap musim semi tiba, mereka akan mengucapkan 𝑺𝒊𝒏 𝑪𝒉𝒖𝒏 𝑲𝒊𝒐𝒏𝒈 𝑯𝒊𝒆, sambil mengepalkan tangan di dada. Dijawab 𝑲𝒊𝒐𝒏𝒈 𝑯𝒊𝒆 yang berarti Selamat Musim Semi Baru.

Dalam perkembangan sejarah China yang panjang, terjadi variasi bahasa mengikuti bahasa suku-suku besar seperti Mandarin dan Hokkian. Mereka mengucapkan 𝑮𝒐𝒏𝒈 𝑿𝒊 𝑭𝒂𝒄𝒂𝒊. Suku Hakka mengucapkan 𝑲𝒊𝒖𝒏𝒈 𝑯𝒊𝒆 𝑭𝒂𝒕 𝑪𝒉𝒐𝒊 yang artinya Selamat bertambah rejeki, harta, kaya atau sejahtera.

‘𝑻𝒉𝒆 𝒚𝒆𝒂𝒓 𝒐𝒇 𝒕𝒉𝒆 𝑹𝒂𝒃𝒃𝒊𝒕…𝑻𝒉𝒆 𝒀𝒆𝒂𝒓 𝒐𝒇 𝑯𝒐𝒑𝒆’ 𝒂𝒏𝒅 𝒊 𝒉𝒐𝒑𝒆 𝒇𝒐𝒓 𝒏𝒐𝒕𝒉𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒐𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒂𝒏 𝒂 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒑𝒆𝒓𝒐𝒖𝒔 𝒚𝒆𝒂𝒓 𝒇𝒐𝒓 𝒂𝒍𝒍!

𝑺𝒊𝒏𝒈 𝑵𝒊𝒆𝒏 𝑲𝒖𝒐 𝑳𝒂𝒊 𝑩𝒆𝒓𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑩𝒂𝒓𝒖!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.