Kolom Andi Safiah: AGAMA : SCIENCE = IDENTIK

Agama adalah penyakit, dan dia adalah penyakit yang statusnya mulia. Begitu kata Heraclitus, siapa beliau ini? Heraclitus dari Efesus adalah seorang filsuf Yunani kuno, pra-Sokrates, Ionia dan penduduk asli kota Efesus, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Persia.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Heraclitus.

Menurut Plato dan Aristoteles, Heraclitus memiliki pandangan ekstrem yang mengarah pada inkoherensi logis. Karena ia berpendapat bahwa :

(1) segala sesuatu selalu berubah.

(2) hal-hal yang berlawanan adalah identik.

(3) segala sesuatu ada dan tidak pada waktu yang sama.

Nah, Kira-kira apa alasan di balik pernyataan yang menurut saya cukup logis dan faktual soal agama adalah penyakit mulia yang tertancap kuat dalam kesadaran manusia.

Jika agama adalah penyakit mulia, maka ilmu pengetahuan adalah anti dot yang juga sama mulianya. Ini jika kita mengacu pada teori yang dibuat oleh Heraclitus pada bagian ke dua “hal-hal yang berlawanan adalah identik”.

Artinya agama dan ilmu pengetahuan (science) adalah sesuatu yang berlawanan tapi identik satu sama lain. Berlawan dalam konteks ini ada pada posisi agama yang berbasis “Kepercayaan” atau “keyakinan” sementara ilmu pengetahuan (science) yang berbasis rasa ingin tau atau selalu memilih bersikap skeptis.

Kedua pondasi itu jika kita perhatikan dengan santai tampak identik, yang satu berjuang sekeras-kerasnya untuk “yakin dan percaya” yang satu lagi berjuang sekeras-kerasnya untuk menemukan penjelasan paling logis dan paling cocok dengan realitas.

Tapi, walaupun tampak identik, yang keduanya bisa membawa peradaban manusia masuk pada zaman kerusakan, kegelapan seperti zaman “dark ages” (Agama) atau yang satu lagi (science) bisa membawa ke zaman di mana manusia bisa berselancar dengan bebas dalam dunia metaverse atau bahkan menjelajah bintang paling jauh.

Dan pada akhirnya, kita juga akan kembali pada teori pertama dari Heraclitus, bahwa semuanya akan berubah. Saya kira tidak terkecuali agama. Lihat saja yang dulunya orang beriman sangat santai sholat di masjid oleh waktu mereka bisa berubah dan pindah sholat di jalanan.

Tapi, sekali lagi, perlu diingat bahwa apa yang mereka lakukan di jalan adalah semata-mata menjelaskan sebuah penyakit yang berstatus Mulia.

Jadi, ngga perlu heran. Mungkin kita hanya bisa mengusulkan kepada aparatus negara yang akal sehatnya masih berfungsi untuk memindahkan mereka kembali ke dalam masjid. Jalanan adalah tempat beraktivitasnya kendaraan berat. Bukan tempat untuk menjalankan ibadah.

Akhirnya, penyakit mulia itu ditemukan dalam pikiran mayoritas umat manusia di atas planet ini. Saya hanya bisa mengatakan bahwa apa yang diucapkan secara sengaja oleh Heraclitus adalah valid.

#itusaja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.