ANCAMAN BANJIR CABE DI SUMUT — Ancaman Harga Turun

Laporan ELISABETH BARUS Dari Dataran Tinggi Karo

Survey yang dilakukan oleh SORA SIRULO selama seminggu terakhir ini memperlihatkan adanya kemungkinan banjir pasokan cabe di Sumatera Utara, terutama untuk jenis cabe merah keriting dan cabe caplak. Ini terlihat dengan banyak petani mulai menanam cabe merah dan cabe caplak di lahan-lahan mereka.

Tingginya animo petani saat ini menanam cabe sangat dipengaruhi oleh harga cabe yang tinggi selama beberapa bulan terakhir.

Sejak Juni 2022, harga cabe merah terus naik di Pasar Induk Lau Cih (Medan) hingga sempat mencapai angka tertinggi Rp. 95 ribu/ kg. Demikian juga halnya dengan cabe caplak yang sempat mencapai angka tertinggi Rp 85 ribu/ kg.

Sebenarnya cabe caplak sedari dulu harganya tinggi (Rp. 40 – 60 ribu/ kg) di Pasar Induk Lau Cih (Medan). Belum banyak petani Sumatera Utara yang mengenal cabe caplak sehingga mereka enggan menanamnya. Cabe caplak di Pasar Induk Lau Cih kebanyakan dipasok oleh para petani Gayo yang diangkut dari Takengon (NAD Aceh).

Saat ini cabe caplak berada pada level harga di atas Rp. 60 ribu/ kg (Jumat 23/9 Pagi: Rp. 70 ribu/ kg).

Menurut laporan rekan kami Jendaras Ginting dari Karo Baluren (Taneh Pinem, Kabupaten Dairi), para petani Karo Baluren sudah mulai tertarik menanam cabe caplak melihat harganya yang, seperti salah seorang nara sumbernya berkata, “harga cabe caplak tidak pernah di bawah Rp. 30 ribu/ kg di Pasar Lau Baleng.” (Baca laporannya secara terpisah setelah tulisan ini).

Semakin tingginya minat orang-orang menanam cabe merah keriting dan cabe caplak ternyata bukan hanya karena terangsang oleh harganya yang tinggi akhir-akhir ini. Menurut seorang penggiat pupuk organik, Ranto Perangin-angin, meningkatnya kemampuan para petani melakukan perbaikan struktur tanah serta menerapkan pola tanam secara lebih sistemik dan pemakaian pupuk organik menambah keberanian mereka menanam cabe.

Selama ini, banyak petani bermodal kecil tidak berani menanam cabe merah keriting karena cabe ini membutuhkan pemupukan dan obat-obatan pertanian yang banyak sehingga modalnya juga tinggi. Belum lagi resiko gagal panennya juga tinggi.

Tapi, beberapa penyuluh pertanian organik dan salah satunya adalah Ranto Perangin-angin telah membantu mereka memperkecil modal. Penggunaan pupuk organik biayanya jauh lebih rendah daripada pupuk kimia sementara hasilnya tidak lebih rendah dari pupuk kimia.

Perbaikan struktur tanah dan penerapan pola tanam yang lebih sistemik berperan memperkecil kemungkinan serangan hama. Dengan begitu, para petani juga tidak perlu lagi membeli obat-obatan kimia yang berbiaya tinggi. Penerapan pola tanam yang sistemik artinya melakukan pertanian tumpang sari dan menentukan waktu tanam yang tepat.

Kedua hal itulah yang merangsang para petani di Dataran Tinggi Karo menanam cabe merah keriting dan cabe caplak.

Menurut pengamatan kami, di Kabupaten Karo saja ada sekitar 80% petani yang menanam cabe. Saat ini, sudah mulai panen raya di beberapa sentra cabe merah keriting seputaran Kabupaten Karo. Demikian juga halnya dengan daerah-daerah lain seperti Batubara, Dairi, dan Toba. Terlihat pula kemungkinan menyusul panen raya cabe merah keriting dan caplak dari daerah Aceh khususnya Gayo.

Panen raya di beberapa sentra cabe merah keriting itu telah menyebabkan menurunnya harga cabe merah keriting saat ini di Pasar Induk Lau Cih (Medan). Lihat saja judul berita kita hari ini (lihat tautan di bawah).

https://www.sorasirulo.com/cabe-merah-terus-turun-boga-selada-naik/

Sebagaimana terlihat bila anda menekan tautan, Pagi tadi [Jumat 25/9], harga cabe merah keriting adalah Rp 32 – 25 ribu/ kg (kemarin Rp 42 ribu/ kg; kemarin dulu Rp 43 – 38 ribu/ kg; tiga hari lalu Rp 45 ribu/ kg). Di berita itu kami tidak menyebutkan kalau cabe merah keriting asal Batubara adalah Rp. 25 ribu/ kg.

Uraian di atas adalah untuk menunjukan bagaimana semakin meningkatnya produksi (dalam hal ini cabe merah keriting) akan diikuti oleh menurunnya harga jual di pasar. Bagaimana pula dengan cabe merah keriting dan cabe caplak yang sekarang mulai ditanam di Dataran Tinggi Karo?

Bila cuaca mendukung, kami ramalkan banjir pasokan cabe merah keriting dan cabe caplak akan membludak dari Dataran Tinggi Karo. Dan, secara otomatis, harganya pun akan menurun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.