ANGKA STUNTING TURUN — Tinggal 359 Anak di Medan

VENESSA GINTING | MEDAN | Angka stunting di Medan terus mengalami penurunan. Semula tercatat 550 anak yang tumbuh kembangnya mengalami gangguan akibat gizi kronis. Angka itu kemudian mengalami penurunan menjadi 364 anak. Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, angka stunting kini 359 anak. 

Seluruh perangkat daerah terkait diminta melakukan penanganan secara komprehensif.

Artinya, penanganan yang dilakukan tidak hanya kepada anak stunting, tetapi juga harus diikuti dengan upaya pencegahan sehingga angka stunting yang sudah turun semakin turun lagi.

“Berdasarkan data terakhir yang diperoleh, angka stunting di Kota Medan saat ini sebanyak 359 anak dimana sebelumnya berada di angka 364. Artinya jumlah stunting di Kota Medan ini sudah menurun,” kata Wali Kota Medan (Bobby Nasution) diwakili Sekda (Wiriya Alrahman) ketika memimpin Rapat Koordinasi Tim Penurunan Stunting di Kota Medan di Balai Kota Medan [Kamis 2/2].

Didampingi Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan (H. M. Sofyan) dan Kepala Bappeda Kota Medan (Benny Iskandar), Wiriya selanjutnya mengatakan, penanganan stunting yang dilakukan Pemko Medan tidak hanya berdasarkan sampel. Tapi juga harus diselesaikan berdasarkan seluruh populasi penduduk Kota Medan yang terkena stunting. 

Jika penanganan yang dilakukan hanya berdasarkan sampel, tegas Wiriya, takutnya seperti ibarat gunung es. Di atas terlihat kecil, namun di bawah ternyata besar.

“Saya tidak mau penanganan dilakukan hanya dilihat dari sampel. Untuk itu, saya minta dilakukan pendataan dengan benar. Apalagi Dinas Kesehatan memiliki petugas terdepan yakni Puskesmas dan Puskesmas Pembantu,” ungkapnya.

Di hadapan perwakilan perangkat daerah Provinsi Sumut, pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan serta tenaga ahli, Wiriya meminta perangkat daerah terkait harus berkolaborasi guna melakukan penanganan stunting secara komprehensif. 

“Indikator-indikator lain harus diperhatikan dalam mengatasi permasalahan stunting, termasuk pencegahannya. Misalnya, mulai anak masih dalam kandungan, memperhatikan gizi dan kondisi dari orangtuanya dan lain sebagainya. Ini tidak main-main karena merupakan program nasional,” tegasnya.

Terkait itu, Wiriya meminta kepada perangkat daerah, khususnya Dinas Kesehatan melalui Puskesmas agar mensosialisasikan hal tersebut.

“Kalau seluruh petugas Puskesmas peduli terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya, mudah-mudahan tidak ada lagi anak stunting. Apalagi ada yang namanya Posyandu,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Bappeda Kota Medan (Benny Iskandar) menyampaikan, rapat koordinasi ini digelar bertujuan untuk mengevaluasi percepatan penurunan stunting di Kota Medan, mereview keberhasilan dan kekurangan program di tahun 2022 agar dapat dilakukan di tahun 2023. Selain itu, imbuhnya, melakukan penguatan koordinasi dan peran dari tugas masing-masing bidang.

“Diharapkan peran serta dari masing-masing bidang penanganan stunting dapat ditingkatkan di tahun 2023, sehingga penanganan maupun pencegahan stunting dapat dilaksanakan secara maksimal,” harap Benny Iskandar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.