Ramuan Kesehatan: ANTARA TAHU DAN SADAR — Dalam Kelebihan Ramuan Kesehatan Karo

Oleh JUARA R. GINTING

Kalau saya katakan bahwa penyembuhan tradisional Karo adalah terbaik diantara suku-suku di sekitarnya, hampir semua orang Karo akan mengaku tahu tentang hal itu. Kehebatan penyembuhan tradisional Karo bukan hanya dalam keberhasilannya menyembuhkan banyak jenis penyakit, terutama patah tulang, tapi juga sangat kaya dengan berbagai jenis ramuan.

Antara lain: Minak, tawar, pupuk, kuning, sembur, inemen, peridin, oukup, dampel, langgum, dan anggih.

Tapi …….

Apakah semua Orang Karo menyadari bahwa kehebatan Suku Karo dalam hal yang satu ini memang betul-betul luar biasa dan bisa “ditandingkan” dengan suku-suku lain di seluruh dunia? Bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia kita itu berani tanding dalam soal kehebatan penyembuhan tradisional Karo.

Paling-paling kita akan menghadapi lawan tangguh dari China.

Kios penjualan minyak urut Karo (dalam botol) dan bahan-bahan ramuan obat tradisional di Pasar Tradisional Kabanjahe (Dataran Tinggi Karo)

Dukun patah Karo adalah yang pertama membuka praktek rawat inap dengan menyediakan kamar-kamar dan makanan untuk pasiennya (di Jakarta dan Medan). Dukun patah Karo telah menyebar membuka praktek di banyak kota di Sumatera dan Jawa.

Hampir tidak ada suku kecuali Tionghoa dan Karo yang membuka toko-toko/ kios obat-obatan tradisional yang menyediakan obat-obatan siap pakai maupun bahan-bahan ramuan yang dibeli dengan menyodorkan resep (di Kabanjahe, Berastagi, Delitua, Pancurbatu, dan Medan).

Kios penjualan berbagai rempah untuk bahan ramuan obat dan upacara-upacara ritual tradisional Karo di Kabanjahe.

Setelah semua tahu, kita mau menyadarkan orang-orang Karo dan kemudian ke dunia lebih luas bahwa Suku Karo adalah salah satu yang terbaik di dunia dalam hal pengobatan tradisional, khususnya dalam hal meramu obat maupun ramuan kesehatan yang bertujuan menyegarkan dan menjaga kebugaran tubuh.

Lomba meramu Ramuan Kesehatan Karo sedang dirancang dan direncanakan oleh TRALIKATARA melanjutkan perlombaan-perlombaan sebelumnya (Lomba Nuri-nuri dan Lomba Kuliner Karo).

KETERANGAN FOTO COVER

Seorang “guru” di Kutambelin (Liang Melas Gugung) sedang mengumpulkan berbagai jenis “bulung-bulung simalem-malem si melias gelar” dari Kerangen Pulo Kutambelin untuk bahan Raleng Tendi. Foto: JUARA R. GINTING (1992)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.