Apa yang Diperlukan untuk Pendidikan di Indonesia (Khususnya Tanah Karo)?

Oleh: Herlina Surbakti

 

herlina 6
Klik foto untuk ukuran besar

herlina 3Kami ingin melatih para guru untuk dapat melihat bagaimana mudahnya mengubah cara mengajar mereka dari cara mengajar dengan pendekatan berfokus pada “content (isi) dan guru” ke pendekatan yang berfokus kepada “standar dan siswa” yang meliputi pembelajaran Kooperatif / Kolaboratif, Multiple Intelligences dan Integrated Thematic instruction yang berbasis riset otak berdasarkan: 1.  Pedoman Seumur Hidup dan Kecakapan Hidup, 2. Kebiasaan Fikiran, 3. Inquiry Based Learning, 4. Project Based Learning, 5. Authentic, 6. Alternatif, 7.  Penilaian Kinerja, 8. Proses Menulis, 9. Pemahaman dengan Desain atau Desain Mundur dan 10. Komunitas Profesional Pembelajaran.

Jika semua guru dilatih mengajar dengan membiasakan konsep-konsep di atas kami percaya kita akan membuat langkah besar untuk maju dalam pendidikan kita. Mengapa ini perlu dilakukan?

Sistem dalam pendidikan di Indonesia pada umumnya berada pada lingkungan pendidikan tradisional dimana fokus hampir secara eksklusif pada domain kognitif, tapi kurang memperhatikan domain fisik dan sosio-emosional. Pada sistem ini fokus pembelajaran adalah Content (isi) dan guru. Guru memberikan informasi dan para siswa sebagai penerima informasi. Diharapkan guru akan dapat memberi jawaban untuk semua masalah.

herlina 8
Klik foto untuk ukuran besar

Selama beberapa dekade para siswa ditempatkan dalam peringkat berdasarkan hasil test tradisional dimana item seringkali terdiri dari pilihan ganda, pencocokan, benar atau salah. Test menguji pengetahuan pasif. Siswa hanya dituntut untuk mengenali jawaban yang benar.

Oleh karena itu, saya membuat proposal untuk melatih guru-guru menggeser paradigma mereka dari pembelajaran yang berfokus pada guru dan isi ke pembelajaran yang berfokus pada standard dan siswa dengan pendekatan kooperatif dan kollaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek dan pendidikan nilai-nilai.

Pelatihan ini bertujuan untuk membantu guru memahami konsep pembelajaran keterampilan abad ke-21 yang termasuk di dalamnya pembelajaran yang menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

“Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan pemikiran yang sama digunakan ketika kita menciptakan masalah itu,”  kata Einstein.

Oleh karena itu, kita perlu mengubah cara kita mengajarkan generasi muda kita dengan melaksanakan pelatihan ini sesegera mungkin apabila kita ingin mengejar ketertinggalan dari tetangga-tetangga kita dan seluruh dunia. Mereka perlu mempelajari keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi tenaga kerja abad ke-21. Misalnya: Keterampilan Bekerja di Dalam Tim, Keterampilan Memecahkan Masalah, Keterampilan Interpersonal, Keterampilan Komunikasi Oral, Keterampilan Mendengarkan dan Keterampilan Multi-Media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.