ATASI BANJIR MEDAN DENGAN KOLAM RETENSI SUDAH TEPAT — Kata Akademisi ini

VENESSA GINTING | MEDAN | Persoalan banjir yang selama ini dikeluhkan warga menjadi perhatian serius Bobby Nasution untuk segera dituntaskan. Itu sebabnya penanganan banjir masuk dalam program prioritasnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir dengan membangun kolam retensi.

Tahun ini, ada dua kolam retensi yang akan dibangun, yakni di Kampus USU dan JL. Harmonika Baru (Medan Selayang).

Diharapkan, kehadiran kolam retensi meminimalisir terjadinya banjir, terutama di kedua kawasan yang selama ini kerap terjadi banjir. Guna mendukung pembangunan kolam retensi tersebut, Bobby berpesan kepada perangkat daerah terkait yaitu Dinas Sumber Daya Air,

Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Medan agar berkoordinasi dengan stakeholder yang berhubungan seperti Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, USU dan Balai Jalan. dikatakannya, pembangunan kedua kolam retensi tersebut harus mendapatkan dukungan dari stakeholder terkait tersebut.

“Pembangunan kolam retensi dilakukan guna mengoptimalkan masuknya aliran air ke kolam retensi. Untuk kelancaran dan keberhasilan pembangunannya, harus mendapat dukungan stakeholder terkait,” kata Bobby Nasution beberapa hari lalu seraya menambahkan agar pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan semua aspek, termasuk dampak sosial yang mungkin akan terjadi.

Sementara itu Kadis SDABMBK Kota Medan (Topan O. Putra Ginting) menjelaskan, sumber dana pembangunan kedua kolam retensi ini adalah APBD Kota Medan. Anggaran pembangunan kolam retensi di USU sekitar Rp.20 miliar, sedangkan di Medan Selayang sekitar Rp 30 miliar lebih.

Topan selanjutnya mengungkapkan, pembangunan kedua kolam retensi setelah melalui pertimbangan matang. Diantaranya adalah dengan melihat di sekitar lokasi pembangunan kolam retensi dilalui sungai atau saluran primer. Selain itu, imbuhnya, air yang berasal dari saluran sekunder dan tersier akan masuk dan berkumpul di saluran primer.

“Saat hujan berkepanjangan selama ini, Sungai Selayang selalu meluap karena bertemu dengan Sungai Sikambing di Simpang Titi Bobrok. Untuk itu kita tahan dulu airnya di kolam retensi. Setelah debit air normal kembali, barulah kita alirkan secara perlahan,” ungkapmya.

Akademisi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) (Rholand Muary) menilai rencana pembangunan kedua kolam retensi yang dilakukan Bobby Nasution sudah tepat dalam upaya meminimalisir terjadinya banjir.

“Kita tahu Medan selama ini sangat rentan banjir apabila intensitas hujannya tinggi. Tentu warga Medan berharap dengan pembangunan kolam retensi ini akan membawa perubahan,” harap Rholand.

Rholand sangat mendukung pembangunan kolam retensi. Sebab, ungkapnya, padatnya pemukiman penduduk dan sistem drainase yang tidak terintegrasi satu dengan lainnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banjir.

“Dengan hadirnya kolam retensi, maka air bisa diserap dengan baik,” jelasnya.

Selain itu, imbuh Rholand, Pemko Medan juga tentunya sudah punya peta mana-mana saja titik-titik rawan banjir di Kota Medan.

“Saya kira untuk saat ini, persoalannya bagaimana agar banjir cepat surut. Untuk itu perbaikan infrastruktur dan membangun kolam retensi yang lebih banyak di titik-titik rawan banjir merupakan prioritas yang harus dilakukan,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.