Kolom Matius Barus: BATAK, TOBA, DAN KARO

matius barusSilang pendapat mengenai Karo Bukan Batak memang seru dan seperti tidak berkesudahan. Masyarakat Karo sendiri seperti terbelah dalam dua “aliran”. Ada yang setuju bahwa Karo Bukan Batak dan ada yang tidak setuju dan tetap berpendapat bahwa,Karo adalah Batak. Tapi, saya mendapati lagi satu pendapat yang cukup menarik,yang mengatakan bahwa Batak yang sebenarnya adalah orang Karo dan Toba hanya mengklaim bahwa mereka adalah Batak.

Nah, kelompok yang terakhir ini, bahkan memprotes penyebutan gelar si Raja Batak kepada nenek moyang orang Toba dan lebih menekankan bahwa penyebutan yang pantas adalah si Raja Toba bukan si Raja Batak.

karo bukan batakPendapat ini cukup beralasan pula, mengingat Belanda lah yang membuat istilah Batak pada Suku Karo yang berdiam di daerah pegunungan untuk membedakan orang Karo yang berdiam di sekitar pesisir. Tapi,  apapun itu, apakah Karo adalah Batak asli atau Toba yang mencaplok kata Batak untuk penyebutan sukunya, yang pasti Karo tidak sama dengan Toba (Batak). Jika pun ada orang Karo yang dengan sukarela mau disamakan dengan Batak maka jelas mereka juga akan rela jika hak-hak dasar kekaroannya akan dicaplok oleh orang Batak.

Sebagai suatu suku, tentu saja harus punya identitas yang jelas, bukan identitas abu-abu yang selalu harus di bawah bayang-bayang suku lain. Saya sendiri sangat rela jika pun orang Toba mencaplok kata Batak untuk penyebutan orang Toba, seandainya dibuat sebuah studi ilmiah dan benar kalau istilah Batak lebih mengacu kepada orang Karo (mengingatkan saya, kepada orang Pak-pak yang rela kehilangan tanah Dairi untuk membentuk sebuah kabupaten Pak-pak hanya demi sebuah identitas).

Menyamakan Batak (Toba) dengan Karo jelas salah kaprah. Saya malah lebih setuju jika mengatakan bahwa orang-orang Karo yang lebih memilih “bergabung” dengan Batak adalah kelompok-kelompok oportunis yang hanya memikirkan kepentingan-kepentingan tertentu. Kita (Karo) jelas punya bahasa sendiri, budaya adat sendiri, dan bahkan perwatakan sendiri yang sangat berbeda dengan orang Batak.

karo bukan batak 1Ada beberapa orang Karo yang dengan kagumnya mengatakan salut pada sifat tolong menolong dan saling membantu pada orang Batak dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak terdapat pada orang Karo yang lebih bersifat individualistis dan egois. Memang benar, orang Karo lebih individualis dan egois, tapi barangkali mereka lupa atau bahkan tidak tahu bahwa orang Karo memang berasal dari rumpun bangsa yang berbeda-beda.

Dahulu, nenek moyang orang Karo datang sendiri-sendiri atau dengan kelompok-kelompok kecil ke Dataran Tinggi Karo dan sebahagian datang ke daerah pesisir pantai di daerah Sumatera timur. Dalam pengembaraannya ini, tentu saja banyak rintangan dan halangan yang dihadapi. Itu dihadapi sendiri tanpa bantuan siapapun. Dalam situasi yang demikian, tentu saja diperlukan keberanian dan watak yang keras, karena dalam mencari tempat hunian baru, sudah barang tentu daerah yang dituju adalah daerah atau tempat yang baik atau subur untuk tempat bercocok tanam.




Dengan keberanian dan sifat keras tadi, maka nenek moyang orang Karo pun mendapatkan tanah yang subur dan segera merajakan diri di daerah-daerah yang mereka temukan. Lihat saja daerah-daerah yang dihuni orang Karo ataupun daerah yang dahulu didirikan orang Karo, semuanya merupakan daerah yang subur. Dataran tinggi Karo, contohnya, sangat subur untuk tanaman sayur-mayur dan buah-buahan. Daerah Deli serdang dan Langkat dan sekitar pesisir Labuhan Deli juga dikenal subur untuk tanaman perkebunan tembakau, yang sebelum kedatangan Belanda masih diusahai oleh petani-petani tembakau orang Karo.

Daerah pesisir juga dikenal strategis untuk sentra perdagangan, sedangkan orang Toba, mereka diikat oleh pertalian darah antara satu dengan yang lain. Sudah barang tentu sifat kekeluargaan dan tolong-menolong pada mereka lebih kental. Sifat individualis dan egois memang sudah mengental pada diri orang Karo, tapi itu adalah ciri khas orang Karo. Itu adalah sifat dasar orang Karo yang suka atau tidak harus kita terima, karena itu sudah merupakan warisan dasar orang Karo turun temurun.

Untuk saudara-saudaraku orang Karo,yang masih menganggap bahwa Karo sama dengan Batak (Toba), apakah kita tidak miris, jika suatu saat semua budaya dan adat-istiadat Karo akan “beralih” menjadi adat-istiadat Batak?

Dan, Batak itu identik dengan Toba dengan salam Horasnya. Tolong renungkan dan pikirkan.








2 thoughts on “Kolom Matius Barus: BATAK, TOBA, DAN KARO

  1. Jelas karo bukan keturunan raja batak, dan batak adalah julukan dari orang asing (belanda) baca jurnal “edward simanungkalit, di blog: sopo ponisioan” ????

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.