Kolom Asaaro Lahagu: Berpestalah Chile, Menangislah Argentina

Asaaro LahaguChile juara Copa America 2016 setelah memenangi drama adu penalti vs Argentina. 18 juta rakyat Chile di seluruh negerinya, kembali bersorak. Tahun lalu, Chile berpesta saat menjadi kampiun Copa America setelah mengalahkan Argentina dalam drama adu penalt di final. Kini pesta itu kembali datang dan menaungi rakyat Chile. Inilah tahunnya Chile, tahun yang fenomenal dalam dunia sepak bola Chile.

Capaian Chile menjadi juara Copa Amerika dalam dua tahun berturut-turut, adalah buah kerja sama, kerja keras, taktik dan sedikit faktor keberuntungan. Chile layak juara. Permainan Chile layak diapresiasi. Mereka adalah tim juara. Tekad dan mental juara kini telah Chile peroleh. Ke depan, Chile akan layak diperhitungkan dalam dunia sepak bola America Latin dan dunia. Chile mulai menjelma menjadi kekuatan sepakbola Amerika Latin dan dunia.

Para pemain Chile yang banyak bermain di liga terbaik Eropa seperti Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Caludio Bravo, telah terbukti mendobrak prestasi nasional Chile. Mereka-mereka inilah yang menjadi tulang punggung permainan Chile dari awal hingga mencapai final dengan lawan super tangguh Argentina, dan menang dengan gilang-gemilang. Chile juara Copa America dua tahun berturut-turut. Chile, berpestalah, bersoraklah, berdansalah. Engkau layak untuk itu. Dunia ikut bersorak menyaksikkan keberhasilanmu.

Jika dunia ikut bersorak atas keberhasilan Chile, tidak demikian dengan Argentina. Ada 42 juta rakyat Argentina yang menangis. Ya, Argentina menangis, Maradona menangis.  Tahun 2014, Argentina menangis saat kalah di final Piala dunia melawan Jerman. Kemudian tahun 2015, Argentina kalah di final dalam kejuaraan Copa America melawan Chile. Dan terakhir tahun 2016, lagi-lagi Argentina kalah di final melawan Chile.

copa america 2Nasib Argentina yang bertabur bintang sungguh tragis. Tiga tahun Argentina yang mencapai final, selalu gagal. Inilah tahun-tahun tangisan bagi Argentina. Menangislah Argentina. Jangan simpan tangisanmu di lubuk hatimu. Curahkanlah tangisanmu. Tangisan itu adalah ciptaan Sang Pencipta. Ia diperlukan untuk menyembuhkan luka batinmu. Menangis adalah salah satu cara mengekspresikan duka, kekecewaan dan kepedihan hati. Itulah obat kepedihanmu Argentina untuk kemudian berjuang lagi meraih kejayaan.

Dunia memahami tangisanmu Argentina. Dunia tetap mengakui Argentina sebagai kesebelasan super tangguh. Kerja sama tim hebat, skill luar biasa para pemainnya, taktik jitu pelatih, dan mental juara telah dipertotonkan di lapangan hijau. Dunia terhibur. Bahkan setelah salah satu pemain Argentina diusir wasit dan menjadikan 10 vs 11, Argentina masih bisa mendikte Chile. Masherano, Sergio Aguero, Lione Messi terus berlari, menguasai bola, menerobos pertahanan musuh tanpa kenal lelah.

Bintang Argentina, Lionel Messi, telah mempertotonkan kebintangannya di lapangan. Ia menghidupkan permainan Argentina. Ia mendribel bola, menusuk, meliuk-liuk, mengecoh. Beberapa kali, Messi diganjal, ditekel, didorong, namun Messi terus bangun, mengejar bola. Jutaan rakyat Argentina menaruh harapan pada gocekan dan keahliannya. Mungkin kalau saja, Argentina tidak kehilangan salah satu pemainnya, nasib Argentina berkata lain.

copa america 3Dalam dunia sepak bola, faktor keberuntungan itu ikut berbicara. Bola jelas bundar. Ketika Lionel Messi dipilih pelatih sebagai penendang pertama adu penalti, tekanan luar biasa ada di pundak Messi. Jutaan rakyat Argentina menahas nafas. Pun ketika tendangan Messi melambung di atas mistar, persis seperti tendangan Roberto Bagio di final piala dunia 1994, rakyat Argentina mati suri beberapa detik. Lionel Messi, gagal penalti. Dunia impian Argentina runtuh sejenak.

Di saat penalti Messi gagal, mental pemain Argentina lain ikut runtuh. Dan itu terbukti ketika tendangan keempat pemain Argentina mampu di blok kipper tangguh Chile, Claudio Bravo. Mental juara Argentina runtuh total bagai disambar petir. Tumpalah tangisan Argentina, ketika pemain kelima Chile menendang bola tanpa ampun di gawang Argentina, Messi menangis dalam hati. Chilli juara, Argentina gagal.

Bagi Messi yang menjadi bintang sepak bola dunia dari langit ketujuh, pahit-manisnya kesuksesan dalam dunia sepak bola telah ia cicipi. Messi, pemain Barcelona, telah berkali-kali menjadi juara La Liga Spanyol, Piala Raja, Liga Champion, piala antar klub dunia telah membawanya berkali-kali menjadi pemain terbaik Eropa dan dunia. Saat Messi menjadi yang terbaik di antara yang terbaik, Messi tertawa dan berpesata. Dan sebaliknya saat Messi menjadi gagal dan bahkan menjadi pecundang, Messi menangis.




Tawa dan tangisan jelas tertanam dalam dalam jiwa seorang Messi. Dan itulah kehidupan. Sebagaimana dikatakan oleh peribahasa bahwa hujan dan kemarau permainan hari; susah dan senang permainan hidup, kini tawa dan tangisan adalah permainan bola, juga akan dicampur sendiri oleh Messi dan menjadikan sebagai makna kehidupan. Dalam dunia yang fana, tidaklah selamanya tertawa sekaligus juga tidak selamanya menangis.

Maka saat engkau berhasil tertawalah dan berpestalah secukupnya. Rayakan keberhasilanmu dengan kegembiraan. Namun saat engkau gagal, menangislah dan bersedilah secukupnya agar kepedihanmu tersalurkan dan keluar terbawa angin dan waktu. Jadi, berpestalah Chile, menangislah Argentina, campur tawa-tangismu Messi. Itulah yang membuatmu mampu menggoreskan makna kehidupanmu.









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.