Biarkan Manusia Berekspresi

Tanggapan Atas Kolom M.U. Ginting: Bob Sadino dan Media Sosial

Oleh: Daud S. Sitepu (Papua)

 

daud s sitepuDi era informasi dan kebebasan ini apa saja boleh dilakukan setiap orang karena hak asasi mereka. Kurang elok juga rasanya kalau dompet tipis jangan sok kaya. Yang terpenting tidak merugikan hak-hak orang lain. Manusia pd umumnya senang berekspresi atas apa yang dimilikinya apakah kecil atau besar kaya atau tidak. Kaya miskin atau biasa-biasa saja. Cuma saja, manusia suka menilai orang lain menurut ukurannya.


Dengan adanya kebebasan manusia berekspresi menambah indah hidup ini. Yang penting bukan kesombongan. Bagaimana kalau manusia ini pakai celana pendek pakai jeans seperti Bob Sadino semua yang tiap hari pamer dengkul? Hihihiiii apa juga kata orang lain? Dalam hati orang-orang tertentu ada juga penilaian negatif. Apakah dia mengerti?

Yang indah dalam hidup ini adalah saling menghormati dan saling menghargai apapun statusnya. Hubungan persaudaraan dan kesopansantunan jauh lebih berharga. Kaya dan miskin bukan kuran terpenting. Hampir semua manusia punya sifat ingin dibanggakan, dihormati, disanjung, dipuji dan diperlakukan dengan baik.


[two_third]manusia berkreasi dan berekspresi[/two_third]

Manusia juga punya tingkatan-tingkatan tertentu yang dialami dan dilakukan dalam hidupnya secara alamiah. Apakah sadar atau bawah sadar. Punya prilaku aneh di mata orang asyik bagi dia. Saya berpendapat, itulah hidup, banyak dinamikanya. Inilah yang mendorong manusia berkreasi dan berekspresi tiap hari.

Ketika membaca kisah Donald Trump yang triliuner, rasanya aneh juga orang sekaya dia masih mencari barang yang harganya murah untuk keperluan kantornya dan banyak menawar pula. Kaya raya tapi seperti orang belanja di pasar sayur tawar-tawaran. Jika orang tidak kaya melihatnya apa kira-kira dalam hati orang itu? Sudah kaya triliuner masih tawar-tawar lagi. Tapi itulah D. Trump, sudah kaya ingin pula berhemat.

Satu sisi, orang yang tidak punya uang berlagak kaya, tidak apa-apa, hargai pula mereka. Mereka baru pada tingkatan itu. Gengsi-gengsian itu biasa. Hal ini terdapat pada semua diri manusia. Kadarnya saja yg berbeda dan tempat yang berbeda. Kalau tidak ada lagi kondisi seperti ini mungkin saja bukan lagi manusia.


One thought on “Biarkan Manusia Berekspresi

  1. Sangat menarik dan sangat aktual artikel Karo Papua ini (DSS).

    “Punya prilaku aneh di mata orang asyik bagi dia. Saya berpendapat, itulah hidup, banyak dinamikanya. Inilah yang mendorong manusia berkreasi dan berekspresi tiap hari.”

    Bebas berprilaku (aneh atau tak aneh) tetapi asyk bagi pelaku, itulah dinamikanya, betul sekali formulasi ini. Kebebasan individu inilah yang mendorong berkreasi dan mencipta. Kebebasan disini tentu yang tak mengganggu HAM bagi yang lain.

    Dengan kebebasan ini juga maka internet (media sosial) telah digunakan sebagai tempat ‘self-actualization’ puncak hierarki kebutuhan Maslow.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.