Boleh Tari Kreasi, Tapi Pertahankan Kinikaron

Oleh: Natalie Sembiring (Medan)

 

Ini tari kreasi Karo (lihat video di atas). Memang dulu dibuat untuk perlombaan tari kreasi Karo Majalah Sibayak Tahun 2003. Saya salah seorang penarinya saat itu. Tapi yang ini gerakannya terlalu kaku dan agak aneh kelihatannya (lihat video tari original di bawah).


Memang, untuk acara kemarin malam (Panggung Seni dan Budaya Medan) seharusnya bukan tari seperti ini yang ditampilkan. Malam Budaya Karo seharusnya menampilkan tari Karo asli seperti Lima Serangkai, Piso Surit, erang Bulan, dan lain-lain.

Saya termasuk orang yang kecewa dengan acara kemaren. Sepertinya panitia tidak serius memperkenalkan Budaya Karo yang sesungguhnya.

Salah satunya yang ditampilkan Sendalanen Etnik kemarin juga lebih ke inkulturasi, tidak menampilkan Budaya Karo. Saya rasa, tidak ada juga orang Karo seluk sambil goyang-goyang dada. Lebih ke Kuda Kepang/ Lumping kulihat.

Jadi, semalam itu tidak ada yang original. Penampilan menghibur, tapi tidak mengobati kerinduan terhadap Budaya Karo, bahkan mengaburkan Budaya Karo terhadap orang yang menontonnya, apalagi orang yang belum mengenal Budaya Karo sebenarnya.









One thought on “Boleh Tari Kreasi, Tapi Pertahankan Kinikaron

  1. Maaf saya koreksi sedikit kalau yg dibawah tari yg sama kerja tahun rumah berastagi, penarinya rame aron perempuan, saya ga ikut disitu..bukan waktu lomba tari kreasi majalah sibayak..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.