Pada suatu malam yang pekat, serombongan nelayan tersesat keluar dari garis batas Perairan Indonesia. Dalam kondisi hilang arah, tiba-tiba badai datang. Mereka berusaha bertahan sambil berdoa, “Ya Tuhan, […]
Kolom Sri Nanti: PEREMPUAN
Sudah pasti saya tidak mendukung KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), tapi juga tidak membenarkan istri yang kalau marah ke suami teriak-teriak bawa-bawa nama binatang. Kasian binatangnya nggak tahu […]
Kolom Sri Nanti: TENTANG RUMAH SAKIT
Setiap kali ada kabar seseorang terkena kanker stadium akhir, saya selalu ingat gagasan mulia orang ini. Sayang sekali, gagasan itu tenggelam dan tidak dilanjutkan. Bahkan penggagasnya terus-menerus dituduh […]
Kolom Sri Nanti: BBM BERSUBSIDI, QR CODE DAN HP
Dari berbagai sumber yang saya baca dan simak. Saya berusaha menyederhanakan pemahaman saya soal informasi yang menjadi sumber keributan beberapa hari ini. Pemerintah khususnya Pertamina hanya ingin mendapatkan […]
Kolom Sri Nanti: JILBAB
Arab Saudi mencabut kewajiban berjilbab bagi perempuan di negaranya. Kenapa di sini yang ribut? Di sini juga tidak pernah ada aturan perempuan wajib pakai jilbab kan?
Kolom Sri Nanti: TENTANG PENJUAL MAKANAN
Saya lebih menghargai pedagang makanan yang menjual makanan haram tapi jujur menuliskan “Non Halal” di papan merk/ daftar menunya, sehingga yang Muslim tidak akan membelinya. Daripada yang seolah […]
Kolom Sri Nanti: KEJUJURAN….(Cermin)
Kemarin saya ke pasar. Kebiasaan saya kalau ke pasar keliling dulu lihat-lihat, baru belanja. Pas sampai di depan bakul bothok saya sadar dompet saya nggak ada di saku. […]
Kolom Sri Nanti: ANGKA RASIO
Beranda ramai soal gini rasio (sebut saja jurang perbedaan pendapatan dan kekayaan antara si kaya dan si miskin). Banyak yang mempertanyakan, “Masa sih sekelas doktor nggak ngerti kalau […]
Kolom Sri Nanti: LEMPAR ISU
Kalau saya punya sekolah/ Lembaga Pendidikan yang profit oriented, yang uang pangkalnya seharga mobil baru, SPPnya seharga motor, uang asramanya lebih mahal dari cicilan KPR. Atau saya jualan […]
Kolom Sri Nanti: GADIS DESA DAN BUAYA DARAT — Sebuah Analogi
Seperti gadis desa lugu, yang jatuh cinta setengah mati pada buaya darat. Demikianlah cara sebagian kita tertipu kejahatan berkedok agama. Iya… Kita ini terlalu lugu, baik hati, murah […]