Kolom Boen Syafi’i: GAS AIR MATA GANTI GAS GANJA

Insiden diawali oleh adanya satu orang suporter yang nekat masuk ke dalam lapangan pertandingan. Suporter pertama tersebut berkilah bahwa tindakan dirinya masuk ke lapangan karena ingin memberi motivasi dan dukungan terhadap para pemain Arema yang terlihat tertunduk lesu, setelah dikalahkan oleh Persebaya Surabaya (2 – 3).

Fatal, tindakan suporter pertama tersebut ternyata diikuti oleh ratusan suporter bahkan kemudian berjumlah ribuan masuk ke dalam lapangan pertandingan juga.

Apa motivasi mereka? Motivasi mereka adalah mengejar pemain Arema dan meminta pertanggungjawaban kenapa bisa sampai dikalahkan oleh musuh bebuyutan? Panpel dan Polisi terdesak. Masa semakin sulit dihalau dan celakanya, suporter Arema juga mengincar aparat keamanan.

Maka tidak ada pilihan lain. Demi keselamatan nyawa aparat keamanan, gas air mata yang menjadi kambing hitam terpaksa ditembakkan ke arah kerumunan.

Pertanyaannya? Jika kebetulan yang jadi aparat keamanan itu anda, apa mau anda mati konyol, dikeroyok orang seisi stadion? Apalagi yel-yel sebelum pertandingan berakhir, terdengar sangat provokatif. Yel yel tersebut adalah “ra iso muleh ra iso muleh ra iso muleh” atau “gak bisa pulang” yang dinyanyikan seisi stadion.

Untuk siapa yel-yel tersebut? Siapa lagi kalau bukan untuk tim Persebaya Surabaya?

Bukan berniat membela aparat kepolisian, namun penilaian objektif harus tetap dikedepankan. Logisnya, kalau tidak ada aksi suporter turun ke lapangan, tentu gas air mata gak bakal ada, kan?

Nah, untuk ke depannya, tolong pihak kepolisian jangan pakai lagi gas air mata yang terbukti tidak efektif untuk menghalau kerumunan masa.

“Lha terus pakai gas apa, Cak?”

Gas Ganja, pasti yang terkena asap bareng-bareng tertawa, sambil teriak, “Aku kere, kowe kere, kabeh kere, horeeee..”

“Weladalah???”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.