Kolom M.U. Ginting: Gelegar Etno-Nasionalisme

etno-nationalism 1
Rekor MURI. 1500 penari menarikan tari Piso Surit, 26 Nov 2011. Foto: Ita Apulina Tarigan.

M.U. Ginting 2“Dengan ilmu kita menuju kemuliaan”, kata Ki Hajar Dewantoro (KHD). KHD banyak berjasa dalam merintis perkembangan pendidikan Indonesia. Cita-citanya sangat mulia.

Ilmu akan membawa kita ke kemuliaan, begitulah hatinya yang sangat tulus demi kemajuan ilmu di negeri ini.

Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) setelah Hari Buruh Internasional 1 Mei. Sejak semula ialah karena 2 Mei adalah hari kelahiran KHD.

Kedekatannya dengan 1 Mei dikaitkan dengan inisiatifnya menterjemahkan lagu buruh ’Internasionale’ ke dalam bahasa Indonesia. Adapun terjemahan text internationale yang ada adalah yang dibuat oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Bagian text yang dalam bahasa Inggris berbunyi ”Of the past let us make a clean slate” diterjemahkan jadi “lenyapkan adat dan paham tua”.

Memang, dalam semua bahasa, text itu diterjemahkan dengan menyesuaikannya di masing-masing negeri. Orang-orang komunis Indonesia menganggap lebih mantap dengan terjemahan ‘melenyapkan adat’ walaupun ungkapan ini, kalau dilihat dari situasi pikiran dan kesedaran manusia sekarang, terasa sangat janggal. Apa lagi kalau dikaitkan dengan ‘kearifan lokal’ yang tak bisa dipisahkan dari adat/ tradisi dan way of thinking penduduk lokal.

Dari segi pikiran Marx yang juga pencipta ’manifesto komunis’, text melenyapkan adat sangat sesuai karena adat, bagi dia, hanya adat kaum buruh (proletarian) yang seragam di seluruh dunia. Marx tidak mengakui adanya aneka ragam buruh yang aneka ragam adat. Dia juga tidak mengakui bahwa setiap manusia, termasuk seorang buruh, juga lahir di bawah lingkungan adat tertentu.

Bagi komunis Indonesia, cocok sekali pikiran Marx, terlihat pada penentangan orang-orang komunis Indonesia terhadap pemekaran Provinsi Sumatra Timur. Tuduhan ’separatisme’ dan ’primordialisme’ sangat populer pada era Nasakom. Sekarang, tak ada lagi tuduhan itu. Semua orang adalah separatis dan primordialis, dan itulah yang benar.

Gerakan nasionalis dan ethnonasionalis dunia sedang menggelegar di mana-mana. Di Eropah adalah gerakan nasionalis, dan di negeri-negeri Asia Afrika adalah gerakan ethno-nasionalis. Gerakan ini punya dasar ideologi yang sama: adat dan kultur. Itulah The Clash of Civilization (Huntington) atau The Clash of Emmotion (Moisi).


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.