GENERASI MUDA TERANCAM LUPUT DARI PENANGANAN TBC

ADINDA DINDA | SINGAPURA | Selama dua hari, tepatnya pada 29-30 November, 2022, Johnson & Johnson bermitra dengan The Global Fund dan Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) menggelar ajang tahunan ke dua Asia Pacific Tuberculosis Forum—sarana kolaborasi bagi generasi muda, pemimpin, pembuat kebijakan, organisasi non-pemerintah (NGO) atau LSM, dan akademisi dalam penanganan tuberkulosis (TB) di Asia Pasifik sebagai wilayah yang memiliki lebih dari setengah kasus TB di dunia.

Agenda Forum yang dirancang dengan dukungan Global TB Caucus, difokuskan pada pemahaman tentang dampak TB terhadap generasi muda dan anak-anak, serta mengembangkan dan membagikan pendekatan inovatif untuk mewujudkan, mempercepat, dan mengerahkan generasi muda sebagai agen perubahan dalam eliminasi TB.

Generasi muda berusia antara 15 s/d 34 tahun terdampak secara tidak proporsional, dan termasuk yang memikul beban terberat dari penyakit ini. Mereka juga kerap menjadi kelompok populasi terbanyak di negara berkembang yang berperan dan berpotensi besar bagi modal sosial dan ekonomi sebuah negara.

Dengan memfasilitasi akses generasi muda terhadap perawatan penyakit, serta menjamin partisipasi aktif mereka dalam upaya mengakhiri TB pada seluruh lapisan masyarakat, dunia bebas TB yang lebih baik, aman, dan sehat dapat terwujud.[1] 

“Meski sangat berisiko terinfeksi, generasi muda memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk berobat karena berbagai alasan, termasuk kurangnya kesadaran tentang gejala penyakit atau stigma yang berkaitan dengan penyakit ini. Oleh karenanya, sangat penting bagi kita semua untuk berkolaborasi dengan para mitra di seluruh dunia guna menggalang generasi muda agar ikut meningkatkan kesadaran publik, mempromosikan perilaku yang menjaga kesehatan, meningkatkan diagnosis TB secara dini, dan, terakhir, menjamin penderita TB memperoleh perawatan yang dibutuhkan,” ujar OakYeon Kim, Vice President, Government Affairs & Policy, Janssen Asia Pacific.

Selama lebih dari dua dekade, Johnson & Johnson telah menjadi mitra global yang berkomitmen terhadap penanganan TB. Sebagai bagian dari Inisiatif TB 10 tahun yang dimulai sejak 2018, Johnson & Johnson berfokus untuk melibatkan dan memberdayakan generasi muda—populasi sangat rentan yang sangat terdampak dan terkait—dalam penanganan TB.

Termasuk melalui program TB Changemakers di India dan program TB Warriors yang mendorong generasi muda di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam agar menjaga kesehatan, serta mengadvokasi komunitas mereka dengan berbagi informasi tentang TB melalui media sosial dan mobile game sebagai program pemberdayaan generasi muda dalam upaya mengakhiri TB.

Tujuan dari Forum tahunan ini adalah menyediakan sarana bagi pemangku kepentingan penting untuk turut serta mengakhiri TB, serta berbagi, berkolaborasi, bertukar gagasan, dan meningkatkan inisiatif.

Ajang ini juga ingin menutup kesenjangan dan mendorong momentum patient finding, melibatkan generasi muda sebagai target, generasi muda sebagai orang tua (mencari anak-anak yang menderita TB), serta generasi muda sebagai katalisator. Kemitraan publik-swasta dan berbagai kolaborasi juga berperan besar dalam penanganan TB di wilayah ini.

Fokus pada generasi muda digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 ketika menggelar acara perdana ‘Youth Town Hall to End TB’ di Jakarta, Indonesia.

Partisipasi generasi muda dalam forum ini mengangkat peran mereka sebagai pembuat perubahan, serta mitra penting dalam Program Penanganan TB Nasional. Maka, generasi muda harus dilibatkan dalam setiap upaya mengakhiri TB.

“Kami prihatin ketika menyaksikan kasus tuberkulosis yang muncul kembali di India, Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, terutama mengingat dampak negatif penyakit ini terhadap penduduk berusia muda. AVPN, sebagai komunitas investor sosial terbesar dunia yang beroperasi di Asia, bangga bermitra dengan Johnson & Johnson, the Global Fund, serta Global TB Caucus dalam melibatkan kalangan investor sosial untuk menggalang pendanaan yang dibutuhkan gerakan ini,” kata Naina Subberwal Batra, CEO, AVPN.

Topik utama yang diangkat Forum ini selama dua hari adalah pentingnya pemberantasan TB, karena TB merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit menular di kawasan tersebut. Di Asia Pasifik, penanganan TB sangat terdampak Covid-19.

Sedangkan, 12 dari 30 negara yang menghadapi beban tertinggi dari TB yang resistan terhadap obat terdapat di kawasan tersebut.

Pada 2021, lima negara berkontribusi sebesar 90% terhadap penurunan notifikasi kasus penderita TB secara global dibandingkan 2019—seluruhnya berada di Asia Pasifik—India, Tiongkok, Indonesia, Filipina, dan Myanmar.[2]

Sebagai penyandang dana internasional terbesar dalam program TB, the Global Fund menjadi mitra penting yang membantu terwujudnya target untuk mengakhiri TB pada 2030.

Di Asia Pasifik dan di seluruh wilayah lain, kita harus meningkatkan langkah bersama mitra publik dan swasta, masyarakat sipil, serta komunitas yang terdampak TB untuk mencari dan mengobati seluruh orang yang menderita TB, memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap program TB, mengatasi kendala sosioekonomi guna melindungi dan memperkuat sistem kesehatan dan komunitas yang berdaya tahan, berkelanjutan, serta inklusif.

Dengan demikian, sistem tersebut mampu merespons ancaman penyakit pada masa kini dan masa mendatang. Pada setiap jenjang, kita harus melibatkan generasi muda, dari seluruh latar belakang, secara lebih optimal, serta memfasilitasi aksi yang dipimpin generasi muda pada tingkat dunia dan nasional.

“Tujuannya, memastikan ide dan perspektif mereka mencerminkan respons TB secara lebih baik,” ujar Dr. Eliud Wandwalo, Head, Tuberculosis, the Global Fund.

Aspirasi dari forum ini ke depan adalah untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi generasi muda untuk berperan dalam upaya mengakhiri TB. Generasi muda memiliki kekuatan dan kecerdasan yang dapat membentuk masa depan seperti yang mereka harapkan, dan seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan TB harus turut andil menciptakan lingkungan tersebut bagi generasi muda yang ingin mengakhiri TB.

Seperti disampaikan oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Budi G. Sadikin, dalam sambutannya, kepemimpinan generasi muda akan menentukan kesuksesan dan kegagalan dalam upaya mengakhiri TB. Kita harus memastikan, tidak satu pun generasi muda yang tertinggal, dan mengakui peran generasi muda sebagai agen perubahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.