Harga Cabe Merah Terjangkau Tanpa Rugikan Petani?

Rapat Pengendalian Harga Cabe Merah di Pemprovsu

ELISABETH BARUS | MEDAN | Kiranya Pemprovsu menganggap telah terlalu lama harga cabe merah di Sumatera Utara tinggi bagi konsumen. Apalagi Bank Indonesia (BI) sudah mewanti-wanti kenaikan inflasi bila harga cabe merah terus mahal. Untuk mengatasinya, kemarin Setda Pemprov Sumut mengadakan rapat di Cafe Junction Jl. Uskup Agung Nomor 2, Medan [Jumat 22/7: Pukul: 16.00 WIB].

Persoalan utama untuk dipecahkan melalui rapat ini adalah mengendalikan harga cabe merah agar sesuai dengan daya beli masyarakat tanpa mengabaikan kesejahteraan petaninya.

Rapat ini dihadiri oleh Naslindo Sirait selaku Kepala Perekonomian Pemprovsu, Ibrahim selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, serta Nuraidah Pohan selaku Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu.

Hadir juga Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Provsu, Dirut PD Pasar Kota Medan, Dirut Aneka Industri dan Jasa (AIJ), Ketua APPSI Sumut, Kede ID, para perwakilan pedagang.

Para perwakilan pedagang adalah dari Pasar Induk Lau Cih (Medan), Pasar Sei Sikambing (Medan), Pasar Petisah (Medan), Pasar Sukaramai (Medan), Pasar Roga (Berastagi).

Pasar Induk Lau Cih (Medan) diwakili oleh reporter SORA SIRULO (Elisabeth Barus), Victor Sembiring, Andi Ginting dan Pindan Silalahi.

Rapat berjalan alot. Ketika pihak pemerintahan menanyakan berapa kira-kira harga cabe merah per kilogram agar para petaninya merasa lega, perwakilan Pasar Roga mengatakan begini:

“Dengan harga Rp. 40 ribu/ kg petaninya sudah bisa minum, sedangkan dengan harga Rp. 30 ribu/ kg hanya balik modal.”

Perwakilan Pasar Roga (Berastagi) menjelaskan perhitungannya setelah mempertimbangkan harga pupuk dan obat-obatan tanaman yang mahal akhir-akhir ini.

Perwakilan Pasar Induk Lau Cih (Medan) menegaskan, kalau modal pembelian Rp. 40 ribu/ kg, mereka sanggup menjualnya Rp. 41 ribu/ kg. Hanya mengambil keuntungan Rp. 1 ribu/ kg.

“Tapi Pemprovsu harus menandatangani MoU bahwa harga cabe merah tetap seperti itu,” tantang perwakilan Pasar Induk Lau Cih (Medan) yang juga adalah reporter SORA SIRULO (Elisabeth Barus).

Menjaga kestabilan harga inilah sebenarnya masalah yang tidak pernah terpecahkan dan kemungkinan tidak pernah akan terpecahkan. Kerjasama antara pemerintah dengan pedagang dalam mengendalikan harga di pasar menjadi pembahasan yang sulit diambil jalan keluarnya.

Saat ini, ketersediaan cabe merah di seluruh daerah penghasil cabe merah sangat minim. Banyak yang mengalami gagal panen. Tidak ada jalan lain mengendalikan harga cabe merah di pasar kecuali menunggu hasil panen membaik.

Begitu pun, pemerintah dan pedagang mencapai satu kesepakatan dalam penanggulangan di saat harga cabe murah. Pemerintah akan berusaha membangun fasilitas untuk pembuatan turunan dari cabe seperti berbagai jenis saus dan bubuk cabai.

Pemerintah juga akan membantu pedagang dalam pemasaran produk tersebut. Sehingga, di saat cabe merah murah, petani dan pedagang tidak akan merugi karena masih bisa diolah dan dipasarkan.

Dalam menanggulangi mahalnya biaya produksi, termasuk harga pupuk yang melambung tinggi saat ini, pemerintah melalui instansi terkait harus mampu mengedukasi petani agar beralih ke sistem organik/ semi organik.

Dalam hal ini pemerintah akan mengadakan pelatihan-pelatihan pembuatan pupuk organik dengan melibatkan orang orang yang bergerak di bidang pembuatan pupuk organik tersebut.

Reporter SORA SIRULO merekomendasikan Ranto Nangin untuk menjadi partner pemerintah dalam mengedukasi para petani menggunakan pupuk organik atau semi organik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.