Kolom Boen Syafi’i: ISLAM NUSANTARA

“Islam ya Islam, gak ada istilah Islam NUsantara.” Kata seorang pribumi pesek, bertubuh tambun dan ke mana mana memakai daster, mirip emak-emak PKK yang lagi belanja di pasar. Tetapi, di saat si Yusanto, Basalamah, Firanda dll yang beraliran wahabi dikritik balik, mereka langsung kebakaran jidat, sampai jidatnya gosong semua.

Katanya Islam ya Islam, tetapi kenapa mereka menjunjung tinggi aliran Wahabi Saudi, merupakan sebuah standar ganda bagi mereka.




Sejatinya Islam NUsantara itu bukan suatu madzab ataupun sebuah aliran. Islam NUsantara adalah sebuah tipologi atau sebuah esensi Islam yang bersinergi dengan budaya dan kearifan lokal bangsa. Islam NUsantara adalah warisan luhur dari para Wali Songo yang sanad keilmuanya sampai kepada Rosululloh Saw.

Pernahkah kita dengar kerajaan Hindu Budha yang dulu sebagai agama mayoritas di negeri ini, bersifat “phobia” dengan datangnya agama baru yang bernama Islam? Atau pernahkan kita mendengar penyebaran Islam di NUsantara dulunya memakai metode kekerasan dan peperangan, hingga menimbulkan banyak korban jiwa?




Jawabnya, tidak pernah dan tidak tertulis di dalam prasasti manapun, bahwa penyebaran Islam berlangsung dengan paksaan.

Karena apa? Karena sudah menjadi sifat dan genetis leluhur kita, bahwa kekerasan, wajah seram, kekakuan, dan sifat egoistik itu tidak pernah ada di dalam kamus kehidupanya. Leluhur kita sangat menjunjung tinggi tepo sliro, andhap asor, toleransi, ramah, mudah tersenyum bahkan mudah tertawa sebagai prinsip hidupnya.




Berhubung esensi Islam dan filosofis NUsantara itu podo plek alias sama persis, maka dengan mudahnya agama Islam menyebar di negeri kita tercinta. Jadi, bisa dikatakan bahwa, sebelum Islam datang ke negeri ini, para leluhur kita sejatinya sudah menjalankan prinsip nilai-nilai Islami.

Jadi sebuah pertanyaan, jikalau genetis kita yang mudah bertoleransi dan ramah terhadap semua orang, mengapa sangat mengidolakan sebuah bangsa yang budayanya suka berperang, dan miskin bertoleransi? Tuhan tidak akan pernah menanyakan sarungmu, pecimu, gamismu ataupun cadarmu yang engkau pakai selama hidupmu. Tuhan hanya akan bertanya, seberapa besarkah amal ibadahmu dan seberapa bermanfaatkah dirimu sewaktu hidup di dunia fana.

Semoga kalian yang mengganggap Islam NUsantara itu sesat, disadarkan dari kenyataan bahwa kalian itu berhidung pesek, bertubuh pendek dan kalau pakai gamis kayak ibu-ibu yang mau melahirkan anak ke tiga.




Yukk cyyynnn.

Salam Jemblem

 

FOTO HEADER: Hidayatulah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.