Jalan Rusak Parah di Langkat Hulu

Laporan Friens Tarigan

Pelayanan kesehatan yang dicanangkan pemerintah melalui BPJS sangat membantu masyarakat Indonesia khususnya bagi orang-orang pedesaan. Seperti moto BPJS “Dengan bergotongroyong semua tertolong”  dengan premi Rp. 25.500/ bulan. Seorang pasien yang mesti dioperasi/ dibedah dengan biaya Rp. 40 jutaan lebih, bisa tak usah membayar sepeser pun. Akan tetapi, tidaklah demikian halnya yang dirasakan penduduk yang tinggal di antara Desa Adin Tengah dan Desa Talun dengan desa-desa lain maupun dusun-dusun di sekitarnya yang sama-sama berada di wilayah Kecamatan Salapian (Kabupaten Langkat).

Ini terutama di dusun-dusun sepanjang Desa Telagah sampai Desa Parangguam. Bila seseorang sakit atau perlu perobatan cepat,  pasien akan berpikir 2 kali untuk mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas terdekat walaupun telah ditanggung biayanya oleh BPJS. Mengapa demikian?

Sarana akses jalan ke daerah tersebut belum tersentuh pembangunan sejak puluhan tahun. Jika hendak ke sana, anda harus menggunakan kendaraan high wheel atau kendaraan 4wd. Bongkahan batu sebesar kelapa harus dilalui dan sering sekali kendaraan roda empat mengalami kerusakan.

Jika anda mengalami penyakit parah dan butuh perobatan akibat transportasi yang sangat melelahkan dan sangat-sangat tidak nyaman. Seorang pasien kemungkinan sudah akan menjadi lebih parah sebelum mencapai rumah sakit atau bahkan terjadi hal-hal yang tidak diingini karena keterlambatan pertolongan medis.

Lebih parah lagi bila anda seorang perempuan yang akan melahirkan. Kalau bidan di desa tidak mampu memberi pertolongan secara normal, dan keadaan sudah panik, kendaraan pun tidak tersedia saat itu, apalagi jalannya rusak minta ampun, dah… jadi serba susah jadinya.  Kalau anda tidak percaya, anda boleh coba untuk meninjau lokasi.

Bila jalan tersebut mulus maka akan bisa dilalui dalam beberapa menit saja. Tapi saat ini anda butuh berjam-jam untuk melaluinya. Itupun bukan kendaraan umum melainkan anda harus menumpang kendaraan orang yang melintas sekali-sekali atau anda bisa berjalan kaki.

Terkadang dalam benak saya berpikir ngawur,  jangan-jangan jalan ini udah dilestarikan Pemkab setempat untuk hiburan orang kaya dari kota. Misalnya sebagai trek offroad atau untuk group motor traill. Sungguh miris bila hal tersebut yang dipikirkan oleh pemerintah setempat.

Di saat Presiden kita lagi giat-giatnya membangun sarana jalan dimana-mana, membuat seluruh Indonesia terhubung dengan transportasi yang lancar agar semua masyarakat sejahtera,  pemerintah daerah ternyata masih ada  tutup mata akan pembangunam jalan di kedaerahnya yang sangat didambakan warganya demi kemakmuran warganya.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.