Jokowi Dibully, Jokowi Jawab dengan Terobosan

Oleh: Wijayanto Wisnu Aji (Malang)

 

bullyingMuncul lagi nich …
Bahas Jokowi memang tidak ada habisnya ,apalagi sekarang Jokowi semakin jadi trendsetter ketika para Oposisi yang tergabung di KMP melakukan gerakan di media sosial untuk menurunkan beliau. Gerakan yang arahnya membully Jokowi karena dianggap telah memangkas peluang elit mereka untuk berkuasa lagi. Bahasa bullying yang cenderung kasar dan kadang kurang mendidik membuat mereka semakin gencar ketika Program JOKONOMIC belum optimal menunjukkan hasil merubah perlambatan ekonomi negeri ini.

Namun, melihat fenomena bullying yang semakin gencar dan kadang tidak memakai bahasa rasional cenderung klenik dan musyrik. Seperti biasa, hal tersebut ditanggapi rilexs oleh Jokowi dengan mengatakan “Aku Ora Popo”.

Tapi seperti biasa Jokowi merupakan tokoh politik yang memerankan eksistensialismenya dengan bahasa simbol, bahasa simbol yang arahnya menjawab bully terhadap Jokowi dengan terobosan terobosan kreatif menata bangsa lebih baik. Terobosan yang cenderung OUT OF THE BOX dari proses beliau menyerap aspirasi, harapan, keinginan dan keluhan yng diperolehnya dari mendengar rakyat atau dalam bahasa Jokowi, blusukan.

Bullying terhadap presiden memang bukan hal baru dalam proses berdemokrasi di negara kita sejak kran Reformasi dibuka secara besar-besaran. Mungkin dulu kita masih ingat jaman dimana negara ini cenderung otoriter saat Soeharto berkuasa, seolah-olah membully presiden dianggap tabu serta pamali bahkan untuk berpendapat di depan publik yang konsteksnya beda dengan visi presiden dan kalau cenderung kritis pasti langsung “disenyapkan”.

 


[one_fourth]ruh Reformasi[/one_fourth]

Saat Reformasi, gerakan bullying presiden semakin gencar saat era SBY berkuasa dimana rakyat kebanyakan sudah beradaptasi penuh terhadap ruh Reformasi yang lebih menonjolkan kebebasan berpendapat dan berserikat di muka umum yang sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun menunjukkan arahnya saat Reformasi bergulir.

Memang, pada saat awal-awal Reformasi, masih takut-takut berani saat Gusdur dan Mega berkuasa. Tapi, ketika era SBY dimana wahana media sosial sebagai sarana baru bagi rakyat terutama kaum muda untuk mengekpresikan pendapatnya mengkritisi habis-habisan kebijakan SBY, saat itu yang negatifnya adalah sudah mengarah.

bullying 2Pokoknya, saat itu, SBY salah di semua kebijakannya. Tambah gencar ketika banyak kasus korupsi yang melibatkan elit demokrat dan mentri kabinet SBY. Bahkan suatu waktu karena gencarnya serangan yang bertubi-tubi membuat SBY merasa tidak kuat lagi, karena sosok SBY kala itu dicitrakan sebagai sosok bijak oleh tim medianya maka ketika bullying sudah semakin panas dan tidak kuat lagi, SBY hanya bisa memainkan retorika di media dengan bahasa ciri khas SBY yaitu: “Saya Prihatin” atau biasa SBY ngumpulkan Pimred Media untuk curhat dan mengeluh dari setiap bullying yang terjadi.

Kembali soal Jokowi. Gimana Jokowi menyikapi bullying yang begitu gencar akhir-akhir ini?

Lagi lagi klo kita bicara bahasa simbol ala Jokowi seperti yang saya ulas dalam tulisan sebelumnya, maka Jokowi selalu menjawab subtansi bullying isu yang mencuat di media sosial dengan kejutan-kejutan terobosan yang membuat prediksi keadaan berubah tergantung isu bullying yang muncul.

Sebagai contoh, biar kalian mudah mengintrepetasikan, ketika dua sampai tiga bulan lalu mencuat kembali bullying tentang menata Jakarta dari istana dengan berbagai kata-kata, gambar meme dan review statement saat nyapres dulu maka Jokowi menjawabnya dengan enteng pake simbol aksi nyata. Misalnya, melakukan rapat kabinet bersama partner setianya di DKI dulu bareng para menteri merumuskan kebijakan soal atasi kemacetan melalui : 1. Pembangunan LRT yang kita tahu semua sudah groundbreaking, pembangunan MRT yang dipercepat, menata sistem transportasi yang terintregasi dan semuanya sudah berjalan sesuai target waktu yang ditetapkan oleh Jokowi untuk solusi macet Jakarta.

Ada lagi misalnya bullying bahwa Jokowi plonga plongo juga dijawabnya dengan simbol kerja keras beliau melalui aksi berhasil menuntaskan soal ganti untung Lapindo tanpa kegaduhan yang selama sembilan tahun belum tuntas oleh SBY dan masih banyak lagi.

Dalam catatan kami, selama Jokowi dalam konteks bullying, Jokowi tetap semangat dan tidak menyerah terhadap proses bullying yang dilakukan oleh mereka yang ingin Jokowi lengser. Jokowi selalu bikin terobosan-terobosan besar menata bangsa lebih baik. Pastilah para pendukungnya akan membela secara rasional kritis demi menjelaskan usaha terbaik yang telah dilakukan Jokowi demi negara yang lebih baik, dengan catatan tidak mengeluh kayak jaman SBY dulu dan curhat ke media.

Syukur alhamdulillah sampe tulisan ini direlease tidak ada satu katapun bahasa mengeluh dari Jokowi terhadap semakin gencarnya serangan bullying terhadap Jokowi .

Karya CS REFORM
‪#‎CatatanJelangSetahunJokowiJK
‪#‎OptimismeJokowi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.