JENDARAS GINTING. KABANJAHE — Para pedagang beras di beberapa kilang penggilingan padi di Kabanjahe mulai khawatir mengingat stok padi di gudang mulai menipis. Bahkan diprediksi hanya bertahan sekitar 1-2 minggu ke depan.
Krisis padi di Kabanjahe ini disebabkan semakin minimnya petani menanam padi mengingat hasilnya tidak menguntungkan secara finansial.
Penurunan produksi padi di sekitar Kabanjahe mencapai lebih dari 50%. Selain itu, daerah penghasil padi yang biasanya memasok padi ke Kabanjahe seperti Laubaleng (Kabupaten Karo), Sidikalang (Kabuaten Dairi), Pahae (Siborong-borong) kebanyakan belum panen karena musim tanam tahun kemarin yang terlambat akibat kemarau.
Para pedagang beras yang biasanya hanya menunggu pasokan padi di kilang penggilingan terpaksa turun ke desa-desa di Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun untuk mencari pasokan padi. Harga padi saat ini berkisar Rp. 6.300/ kg untuk padi ladang (tuhur) sedang padi sawah sekitar Rp. 5.700/ kg.
Hasil yang tidak memuaskan seperti pengakuan seorang petani yang baru selesai panen hanya menghasilkan 4 goni Cap Ayam atau sekitar 200 kg dari lahan seluas 1.250 meter per segi atau dalam ukuran ladang Suku Karo biasanya menyebut “5 tumba benih”.