Kapusdatin BNPB Menyesalkan Bencana Dijadikan Isu HOAX

Laporan: JEBTA BASTANTA SITEPU (Medan)

 

Mari kita lawan Hoax, itulah seruan yang disampaikan oleh kepala BNPB melalui Kapusdatin dan Humas BNPB (Sutopo Purwo Nugroho) melalui akun media sosial dan siaran persnya kepada wartawan, kemarin [Selasa 26/9]. Di saat ribuan pemnduduk mengungsi karena meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali, banyak video, foto dan berita yang menyesatkan disebarluaskan di media sosial. Gunung Agung dikatakan meletus dahsyat. Padahal Gunung Agung belum meletus hingga saat ini [Rabu 27/9].

Seperti diketahui, video letusan Gunung Sinabung Tahun 2015, letusan Gunung Soputan Tahun 2015, hujan abu di sekitar Gunung Soputan, bahkan surat pernyataan Bupati pun direkayasa untuk menginformasikan Gunung Agung telah meletus.

“Akibatnya, masyarakat panik. Mereka mengungsi malam hari saat gempa menerus. Ini sangat keterlaluan!” kata Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho




Keuntungan yang paling diincar oleh pembuat berita Hoax adalah pembayaran dari iklan Google Adsense (GA) yang ditampilkan di website/ blognya. Perhatikan, biasanya setiap web/ blog yang membuat berita hoax, pasti ada GA di beberapa widget yang tampil di setiap web/ blog tersebut.

“Sudah selayaknya hoax tidak digunakan untuk kebencanaan. Bencana adalah kemanusiaan. Harus ada empati untuk membantu sesama,” sambung Sutopo.

Sutopo juga menghimbau agar masyarakat jika menerima video, foto atau berita yang tidak benar, cek dulu, tanyakan kepada instansi yang berwenang. Jangan justru ikut menyebarkan di sosial media, di WA, dan sebagainya.




“Mari kita lawan Hoax,” serunya.

Menurut pengamatan SORA SIRULO, penyebaran berita-berita hoax dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja. Untuk yang secara sengaja adalah sangat jelas dimengerti dilakukan oleh orang-orang yang sangat tahu Gunung Agung belum meletus, tapi kemudian membuat berita seolah gunung iu telah meletus.

Adapun penyebaran hoax yang tidak sengaja dilakukan oleh media-media online yang tidak punya wartawan tapi mengandalkan berita-beritanya dari mengkloning berita dari media online lain. Ketika melihat berita Gunung Agung meletus, mereka mengkloning berita itu ke media mereka sendiri dan kemudian menyebarkannya tanpa rasa bertanggungjawab memeriksa kebenaran berita itu.











Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.