KARO HILIR MASIH DIHANTUI OLEH ANCAMAN LONGSOR DAN BANJIR BANDANG

RANDY TARIGAN. SIBOLANGIT (Karo Hilir, Sumut) — Sampai saat ini tanah terus bergerak dan semakin memperlebar amblasan tanah di Desa Buluh Awar (Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang) (Karo Hhilir). Keadaan ini membuat warga sekitar khawatir. Tidak hanya warga Desa Buluh awar yang khawatir, tapi juga warga desa-desa lainnya seperti Rumah Kinangkung dan Permandin.

Pasalnya, reruntuhan tanah akibat longsor membentuk sebuah bendungan alam yang menghempang mengalirnya air sungai Lau Peipei.

Sungai ini melintasi Desa Rumah Kinangkung. Bendungan alam Lau Peipei yang terbentuk akibat longsor itu dikhawatirkan suatu saat akan pecah (mburtas) dan menimbulkan banjir bandang yang membawa material lumpur, batu, dan kayu yang sudah terhempang secara bertimbun di bendungan itu.

Lebih mengkhawatirkan lagi, bendungan yang airnya semakin tinggi ini bisa menyatukan aliran sungai Lau Peipei dan sungai Lau Petani sehingga elsuruh lokasi Desa Rumah Kinangkung akan terancam terkena banjir bandang .

Bahkan Desa Buluh Awar, selain telah berdampak amblasnya satu unit rumah tempat tinggal, banjir bandang akan mengancam lokasi tersapunya oleh air deras pemakaman umum desa itu.

Saat ini, sudah banyak makam yang dipindahkan menjauh dari amblasnya jalan ke Buluh Awar ini. Apalagi, hari ini [Senin 15/11], hujan kembali turun setelah sehari kemarin tidak turun hujan. Ini meningkatkan kekhawatiran dan kewas-wasan warga karena tanah akan semakin rentan runtuh.

Dapat kami tambahkan, Lau Petani adalah aliran sungai yang berhulu di Gunung Sibayak. Dari Gunung Sibayak namanya Lau Uncim, tapi sejak Air Terjun Sikulikap namanya menjadi Lau Petani. Nantinya, di bagian hilir Benteng Putri Hijau (Deli Tua), namanya menjadi Sungai Deli.

Hal ke dua yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa Buluh Awar adalah sebuah kampung tradisional Karo di Kabupaten Deliserdang (Karo Hilir). Dari kampung inilah berawal penyiaran agama Krtisten oleh seorang missionaris Belanda dari Masyarakat Zending Belanda (NZG) bernama H.C. Kruyt.

Sumber ketiga foto: grup facebook Kita Kalak Karo Kerina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.