Kolom M.U. Ginting: MENUJU KARO BARU

kolom 2M.U. GintingKepemimpinan Karo dalam arti  “mengorganisir potensi yang ada pada masyarakat, kelompok organisasi (formal maupun informal) serta juga individu-individu” menuju  “Karo baru yang berdaulat dan bermartabat” (Kikin Tarigan). Ini adalah perumusan yang sangat tepat dan aktual, yang dalam skala internasional sering dikumandangkan dalam diskurs ’empowerment’ individual or society.

Perubahan dan perkembangan terjadi di luar kesedaran perorangan, semua kita bisa menerima dan memahami semakin mendalam. Perubahan dan kemajuan dalam diri kitapun sering kita tak melihat atau tak sedar. Kalau dulu kita menganggap primordialisme atalah tabu, sekarang banyak diantara kita tak melihat begitu lagi. Kita berubah. Segalanya berubah.

Punya pikiran bahwa segalanya berubah juga sudah jadi modal penting untuk memulai langkah apapun selanjutnya. Istilah ’pemberdayaan’ atau ’empowerment’ dimulai sekitar 20 tahun lalu. Sekarang, pengertian orang sudah meningkat tentang empowerment, sudah lebih luas dan lebih mendalam. Lebih memberatkan analisa atas kekuatan yang terpendam dalam diri per orangan atau masyarakat tertentu. Memberdayakan individu bertitik tolak dari kekuatan itu, potensi intern tiap individu, itulah titik tolak utama empowerment individu.

Anak-anak muda dan pemuda Karo punya kekuatan intern, punya kekuasaan intern, tak bisa dilihat tetapi bisa dirasakan sehingga bisa dimanfaatkan dan dikembangkan.

Kalau Pemuda Karo (PKM) bisa menggerakkan massa untuk nobar film Likas berarti PKM melihat kekuatan internnya dan meng-empowerment Karo people untuk nobar, yang punya arti menjangkau jauh, membuka lebih luas kesedaran Karo akan perjuangan dan jati-dirinya. Ini empowerment masyarakat Karo dalam praktek langsung. Ini juga adalah permulaan untuk bisa nantinya bikin empowerment seluruh nation Indonesia kita. Cita-cita Karo karena watak nasionalis dan patriotismenya tak bisa dipisahkan dari  cita-cita seluruh nation negeri ini.

Empowerment adalah proses, proses perubahan terus menerus. Empowerment sendiri berubah terus, yang diberdayakan juga berubah, yang memberdayakan juga berubah. Semua ini tanpa disedari atau di luar kesedaran, proses alamiah.

Apa yang ‘sudah’ disedari? Aktivis empowerment seperti PKM dan peserta kopi darat JMS sudah mengerti akan perubahan besar dalam diri sendiri sehingga berani tampil bikin perubahan (empowerment) pada diri orang lain atau kesatuan lain. Yang penting lainnya, yang sudah disedari, ialah adanya potensi intern yang tersimpan dalam tiap individu lain atau masyarakat. Itulah yang akan digerakkan jadi kekuatan rill perubahan.


[two_third]Karo Enda Ndai yang juga tak terpisahkan dari Indonesia Enda Ndai[/two_third]

Sudah banyak tercatat dan bisa kita lihat banyak perubahan positif yang sudah kita capai selama tahun-tahun belakangan, dalam tahun-tahun Reformasi. Kita banyak berhasil membangun opini berharga dalam media internet, miliskaro, Sorasirulo dan Sanggar Seninya, berhasilnya pertunjukan seni budaya Karo di luar negeri terutama di Belanda, media sosial Karo dan berbagai media offline Karo, semuanya bertujuan sama, Karo Enda Ndai yang juga tak terpisahkan dari Indonesia Enda Ndai. Penemuan arkeologi terbaru (2011) soal kultur dan kehidupan Karo yang tertua diantara semua suku-suku di Sumatera, sudah berumur 7.400 tahun.

Juga terutama sangat terlihat banyak perubahan positif dalam gerakan pencerahan KBB. Adanya film terbaik tentang perjuangan wanita Karo dan perjuangan Karo, dan kemudian diangkatnya Djamin Ginting jadi pahlawan nasional.

”Menariknya, hadirin juga bersepakat adanya keprihatinan bersama yang, antara lain misalnya, kurang masifnya sinergi antar kelompok bahkan cenderung saling menjatuhkan dan menghakimi,” tulis Kikin Tarigan.

kolom 3Kebalikan dari ’saling menjatuhkan dan menghakimi’ ialah ’saling mendukung dan menghargai’. Dua kekuatan bertentangan ini akan ada terus menerus, dan perjuangan antara keduanya juga tidak akan pernah berhenti, dan juga tak perlu berhenti kalau bisa dikatakan begitu,  karena ini adalah KONTRADIKSI dan kontradiksi adalah tenaga penggerak perubahan itu sendiri. Persoalannya selalu BAGAIMANA menanganinya. Dan soal ini, kita selama ini sudah banyak mempelajari, kuncinya adalah PERUBAHAN dalam diri kita. Saya tidak mungkin bisa menulis artikel kecil ini sajapun kalau tak ada perubahan dalam diri saya lebih dahulu.

PKM berubah, KT berubah, JRG berubah, miliskaro berubah, SS berubah, peserta kopi darat JMS berubah, KBB berubah, Sanggar seni berubah, itu yang terjadi lebih dahulu dan selanjutnya mengubah yang lain. Itulah empowerment, perubahan dari perubahan, proses perubahan selanjutnya dari yang sudah berubah.

Pemuda Karo dan generasi muda Karo pastilah bisa mencapai hasil maksimal dalam memobilisasi semua kekuatan positif mengimbangi kekuatan negatif dalam dirinya dan di luar dirinya.

Banyak bukti positif sudah terlihat, tanda-tanda munculnya Karo Baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.