Kolom Bastanta P. Sembiring: KATANYA VS FAKTANYA (Soal Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar)

Katanya rupiah anjlok, ekonomi susah, negara terancam bangkrut. Itu kan katanya. Faktanya:

  • Pusat-pusat perbelanjaan, wisata dan hiburan, dsb tiap hari ramai. Cari parkir saja susah sangkin membludaknya kendaraan pengunjung.

    • Yang tinggal di sepanjang jalan litas antar kabupaten/ kota – provinsi, coba sekali-kali kam hitung berapa armada truk pembawa (pengangkut) mobil dan sepeda motor baru yang melintas.
    • Masih yang tinggal di jalan lintas, coba hitungin berapa truk pembawa alat berat dan material untuk konstruksi dan industri yang melintas tiap harinnya.
    • Masih yang tinggal di jalan lintas, berapa truk niaga ukuran sedang dan besar yang melintas tiap harinnya.
    • Yang tinggal di kota, apakah jalan raya semakin sepi dengan kendaraan?
    • Masih yang tinggal di kota, apakah pakaian dan perhiasan yang dikenakan masyarakat mengalami penurunan kualitas?
    • Yang tinggal di kota dan di desa, apakah rumah-rumah masyarakat semakin sempit atau berkurang jumlahnnya?
    • Yang teriak krisis dan merasa harus #gantipresiden pasti makannya masih enak, makanya sanggup teriak dan jalan-jalan naik pesawat terbang (?)
    • Masih banyak lagi…




Apakah ini termasuk ciri negara miskin dan terancam bangkrut?

Lain hal misalkan kita katakan DOLAR naik dan RUPIAH turun, mempengaruhi banyak harga yang naik dan turun juga, dan itu wajar dalam perdagangan. Apalagi ini lagi hot perang dagangnya Mr. Trump. Tapi yang jelas, Pajero Sport dan Fortuner tetap stabil di atas Rp 400 jutaan yang terus laris manis di saat dolar Rp 13.000, 14.000, maupun Rp 15.000, bahkan jika pun menyentuh Rp 25.000.

Bila nggak sanggup bayar kontan, ada banyak aplikasi untuk kredit yang bisa digunakan. Jadi, satu lagi, masyarakat kita bukan tipe masyarakat yang takut sama yang namanya UTANG. Sudah biasa, kok. Orang PANCI sama KOBOKAN aja masih ngutang (kredit). Tambah tagar #KamiTakTakutUtang.

Ngomongin PANCI jadi teringat. Tolong dong yang merasa belum ngembaliin PANCI negara, balikin dong! Nah, tagarnya kita tambah lagi #BalikinPanciNegara.

Ok! Terus… efek dolarnya yang bikin anda-anda teriak ketakutan seperti mau kiamat (yang-) di mana?

Faktanya lagi, coba anda-anda yang teriak katannya enak jaman OrdeBaru (yang masih muda boleh tanya ortunya). Beras katanya murah, dia makan beras apa? Kendaraan murah, dia ke sekolah dan jalan-jalan pake kendaraan apa? Semua katannya serba murah, tapi nyatanya masyarakat tidak bisa beli. Bahkan, sanggup beli dan mau beli pun susah! Hayoo… apa lagi katannya yang murah?

Soal kestabilan dan keamanan negara? Coba kakek atau bapak kamu kritik penguasa saat itu, apa kamu masih lahir ke dunia ini? Judulnya,  “Berani kritik? Langsung diculik!”

Sikit cerita. Dulu sebelum reformasi dan baru terjadi reformasi, kami mana berani main-main sembarangan ke Terminal Amplas, Sambu, Pinang Baris, dll. Sekarang, asal jangan kita ganggu orang, ya bebas dan lepas berekspresi.

Dulu preman banyak berlagak polisi. Bahkan agen Togel pun sok seperti aparat. Berani gak kritik mereka?




Sekarang kalo benar, kritik Presiden saja bebas. Apakah ini yang dimaksud rezim otoriter, kejam, antek asing? Kalo katanya Cah Lontong, “MIKIR!”

Hahahaha… ngomong itu by fakta jangan ngomong mabuk sambil nganu.

Mejuah-juah Indonesia.

One thought on “Kolom Bastanta P. Sembiring: KATANYA VS FAKTANYA (Soal Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar)

  1. “Berani kritik? Langsung diculik!” wow, betul begitu memang dia era diktator orba, berlainan dengan era demokrasi Jokowi.
    Sekarang silahkan kritik, tapi pakai argumentasi ilmiah dan terbuka bagi semua. Ini pasti memajukan bangsa ini. Ayo silahkan kritik, terus terang, terbuka, dan pikir dikit, artinya ada sesuatu yang harus diperjelas lebih mendalam dibandingkan kalau hanya Jokowi yang mikirkan, atau ada usul yang ebih bermanfaat, sehingga kritik jadi sudut pandang berbeda, dan itu memancing perubahan. Dan perubahan memancing kelahiran perkembangan baru atau kemajuan.

    Jangan menirukan kritik seperti di NYT (New York Time) kemarin, seorang anonim, maki-maki dan kritik Trump. Katanya negeri demokratis, tapi masih gelap-gelapan bikin kritik. Ngakunya lagi penulis gelap itu adalah seorang pegawai tinggi Gedung Putih, ha ha . . . Coward pengecut tidak bermoral kata Trump. Dan dia malah menambahkan biar bagaimanapun nanti pilpres 2020 hanya saya calon yang bisa menang katanya. Dia tambah yakin karena lawannya coward pengecut anonim tak berani tunjuk diri, apalagi tunjuk gigi. Jangan ngomong demokrasi kalau tak berani terbuka! Keterbukaan itulah demokrasi sejati, yang sesungguhnya.

    Dolar naik seperti dagang durian. Kalau sedang panen berlimpah, harga turun. Sebaliknya juga kalau duriannya tidak banyak, naik harganya. Dolar naik karena pengusaha neolib yang tadinya operasi di luar AS (dinegeri tenaga kerja murah seperti China) sekarang terpaksa pulang kampung ke AS bawa dolarnya semua dan investasi di kampung sendiri. Itulah pintarnya Trump ngibuli neolib/NWO untuk pulang kampung sehingga ‘rust belt’ bangun lagi, demi kepentingan nasionalnya.

    Fabrik-fabrik mereka di China tadinya produksinya dijual di AS dan masuk tanpa pajak lagi, karena mereka juga yang bikin aturannya, dan itulah yang dimaksudkan oleh Trump bahwa negeri lain memperlakukan AS tidak adil. Sekarang Trump yang bikin aturannya. Dipajaki 25-40%, dan sudah tidak mungkin untuk memproduksi barang-barangnya di luar AS. Kalau diproduksi di China, siapa yang beli? Bankrut atau hijrah kembali ke kampung halaman, hanya itu pilihannya.

    Dan ini jugalah yang bikin pengangguran menurun drastis di AS dibawah kekuasaan Trump. Tidak ada negara didunia yang pengangguran turun drastis hanya karena pergantian presiden, tidak ada. Hebat Trump he he
    Dulu ada daerah mati berkarat ‘Rust Belt’, sekarang mulai berkembang subur lagi. Tanpa pemikiran dan sikap Trump, ini tak mungkin terjadi.

    Dua negeri, Argentina dan Turki sangat terpukul dengan dolar naik. Ini karena kehidupan ekonominya sangat tergantung dari harga dolar. Indonesia tidak banyak tergantung dari dolar, apalagi orang awam yang sering beli pisang goreng, pecal atau gado-gado he he tak ada kaitannya biar dolar naik ke langit. Apalagi dengan pengalaman ini, produksi dalam negeri malah bisa dikemangkan lagi, apa saja yang tadinya di import. Indonesia adalah negeri besar kaya penduduk dan SDA, artinya kita punya modal untuk tidak perlu takut memulai politik BERDIKARI. Trump memikirkan kepentingan nasional AS 100%, mengapa kita tidak.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.