Kolom Boen Syafi’i: KEMANUSIAAN HILANG — Akibat Fanatisme Berlebihan

Apa fungsi agama kalau kehadirannya semakin membuat manusia kehilangan sifat kemanusiaannya? Seperti insiden yang terjadi di Paris, seorang guru sejarah dipenggal kepalanya hanya gara-gara muridnya tersinggung dengan sebuah “karikatur” saja?

Bagaimana bisa disebut sebuah agama jika pemeluknya sendiri malah tidak damai hatinya dan bahkan mudah tersulut emosinya?

Untunglah di Indonesia tidak terjadi peristiwa semacam itu. Meskipun yang berpotensi melakukan tindakan kekerasan seperti itu tidak sedikit jumlahnya. Ah, jadi teringat ada yang pernah berkata: “Hadirnya agama ini ke Indonesia sangat bermanfaat merubah akhlak yang dulu barbar menjadi baik dan sopan.”

Ah, mendengar ucapan seperti itu sebetulnya saya mau ketawa. Tapi takut bisul saya meletus. Padahal, jika benar agama yang merubah akhlak baik orang Indonesia, kenapa malah di negeri asalnya manusianya justru bejat tak terkira? Kenapa malah banyak pemerkosaan terhadap pembantu rumah tangga, khususnya yang berasal dari Indonesia?

Apakah mereka tidak ditanamkan pendidikan agama sejak dini? Tidak. Justru pendidikan agama lah yang jadi fokus utama pemerintahan di sana.

Inilah salah satu bukti, sejatinya bukan agama yang mempengaruhi perilaku orang Indonesia khususnya orang Jawa. Melainkan tradisi budaya turun temurunlah yang berperan besar membentuk karakter pemeluknya.

Mau menyangkal bagaimanapun, silahkan saja. Yang pasti anda tak akan bisa menutupi segala fakta yang ada. Faktanya lagi, di negeri asal muasal agama tersebut malah porak poranda, akibat adanya konflik peperangan yang sepertinya tiada pernah ada hentinya.

Itu karena apa? Itu karena mereka sudah kehilangan peradaban serta jati dirinya sendiri, akibat fanatisme yang berlebihan. Hal itulah pula yang membuat si pembunuh biadab mengakhiri nyawa gurunya sendiri dengan cara memenggal kepalanya.

Peradaban yang luhur akan menghasilkan kebudayaan yang luhur, dan kebudayaan yang luhur, pasti menghasilkan manusia yang berbudi pekerti luhur pula. Meski tidak ada agama di dalamnya..

Beruntunglah agama ini berada di Indonesia, khususnya di penduduk Jawa.

Rahayu

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.