Kepala BI Sumut: Kenaikan Harga Cabe Tahun Lalu Penyebab Inflasi di Sumut

 

HEVI S. TARIGAN. MEDAN. Gubsu punya harapan khusus kepada Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara yang baru Arief Budi Santoso. Gubsu berharap, di bawah kepemimpinan Arief, BI bisa berkolaborasi dengan Pemprovsu khususnya dalam pengendalian inflasi daerah, pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi syariah.

Harapan itu disampaikan Gubernur dalam pertemuan silahturahmi antara Gubsu dengan Kepala BI Sumut di ruang kerja Gubsu [Rabu 1/3].

Turut hadir dalam kesempatan ini Kanwil Kemenag Sumut Tohar Bayo Angin, Staf Ahli Gubsu DR Binsar Situmorang, Plt. Ka. Biro Ekonomi Ernita Bangun dan Kabag Humas Indah Dwi Kemala.

Gubsu menekankan pengendalian inflasi harus menjadi fokus utama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dimana BI termasuk di dalamnya. Setelah dua tahun berturut-turut TPID Sumut mendapat penghargaan sebagai yang terbaik, namun harus absen penghargaan pada tahun lalu karena tingginya inflasi, salah satunya akibat melonjaknya harga cabai merah.

“Setelah mendapat penghargaan berturut-turut, namun harus absen pada tahun lalu, saya harap TPID Sumut bisa kembali meraih prestasi,” harap Gubenur.

Gubsu mengatakan pentingnya mengendalikan inflasi karena merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan salah satu menjadi pertimbangan investor dalam menanamkan modal.




Menurut data yang dirilis BPS di Bulan Januari, inflasi Sumut hanya 0,49%, sementara di bulan Februari justeru terjadi deflasi 0,59%. Dengan demikian, kata Gubsu, selama dua bulan yaitu Januari hingga Februari di Sumut terjadi deflasi 0,1 %.

Gubsu mengatakan hal itu merupakan permulaan yang baik dimana pada awal tahun ini angka inflasi Sumut di bawah rata-rata angka inflasi nasional. Mengingat pada tahun 2016 inflasi Sumut 6,34 dan di atas rata-rata nasional, Gubsu berharap apada tahun ini terjadi perbaikan angka inflasi.

Sementara itu, Arief yang menggantikan Difi Ahmad Johansyah mengatakan pihaknya akan berupaya melanjutkan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi sebagaimana harapan Gubsu.

“Penyebab tingginya angka inflasi Sumut tahun lalu karena kenaikan komoditas cabe. Gubsu beri arahan agar BI ujuga ikut membantu pengembangan komoditas cabe,” kata Arief.

Hal yang lebih penting, lanjut Arief, Gubsu tadi mengatakan akan memimpin langsung rapat TPID berkala setiap tiga bulan.

“Tentu ini baik sekali, jika Gubernur langsung memimpin rapat TPID, selain tentunya rapat-rapat oleh teknis TPID setiap bulannya untuk berkoordinasi dan membahas langkah-langkah pengendalian inflasi,” kata Arief.

Selain soal TPID Gubsu juga menginginkan BI turun tangan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Sumut. Setelah ikut mendorong berdirinya rumah ulos, Gubsu juga mengharapkan BI dapat menginisiasi berdirinya rumah songket untuk pengembangan tenun songket khas Melayu.

“Ini ide yang baik, nanti kami lihat daerah mana yang paling berpeluang untuk dikembangkan,” kata Arief.

Sedangkan untuk ekonomi syariah, Gubsu yang juga menjabat Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Sumut berharap BI bisa berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Sumut. Diantaranya untuk mengembangkan ekonomi Syariah yang bisa melibatkan pesantren-pesantren di Sumut yang jumlahnya ratusan.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.